Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kekuatan Habib Rizieq di Pilpres Digembar-gemborkan, Jawaban JK: Berapa Banyak Sih?

Kekuatan Habib Rizieq di Pilpres Digembar-gemborkan, Jawaban JK: Berapa Banyak Sih? Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal/aww.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kekuatan Mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab diprediksi belum habis meski berada di balik jeruji besi. Apalagi, menyongsong Pilpres 2024, Habib Rizieq diyakini akan memiliki peran penting di balik layar.

Terkait hal ini, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Zaki Mubarak pun angkat bicara.

Baca Juga: Bersiap Banding Vonis 4 Tahun, Kondisi Habib Rizieq Dibongkar Pengacara

"Jika dia (Habib Rizieq, red) sedang menjalani hukuman, pengaruhnya berkurang, tetapi tidak hilang," jelas Zaki Mubarak kepada GenPI.co, Minggu (4/7).

Menurut Zaki Mubarak, Habib Rizieq masih mempunyai banyak pasukan atau pengikut dan tidak sedikit yang militan. Selain itu, pengaruh Habib Rizieq sedikit banyak ditentukan oleh ada atau tidaknya kepemimpinan baru yang solid dan militan yang mampu menyatukan para pengikutnya.

"Sosok pemimpin baru itu juga harus mampu merepresentasikan suara dan kepentingan Habib Rizieq di ruang publik," ungkapnya.

Sementara itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mendadak mengungkapkan pengaruh Habib Rizieq Shihab pada Pilpres 2024. Jusuf Kalla blak-blakan mengatakan, dukungan Habib Rizieq bukan menjadi penentu kemenangan seorang capres pada Pilpres 2024.

"Berapa banyak sih yang bisa dipengaruhi Habib Rizieq? Tidak banyak," jelas Jusuf Kalla dikutip GenPI.co dari YouTube BeritaSatu, Senin (5/7).

Jusuf Kalla pun menilai, pendukung atau pasukan Habib Rizieq memang militan, tetapi masih ada silent majority. "Lebih banyak silent majority yang menentukan, bukan gemuruhnya massa di jalan," bebernya.

Menurutnya, ada banyak hal yang menentukan seseorang bisa menang pada Pilpres 2024. Salah satu yang terpenting ialah mendapat dukungan dari partai politik.

"Walaupun ada orang yang didukung (massa banyak), tetapi partainya nggak ada, mau apa?" pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: