Pemerintah Sebut Waktu Liburan Beruntun Jadi Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19
Angka kasus positif Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan secara signifikan. Data per 6 Juli kasus harian mencapai 31.189 kasus. Secara komulatif, per 5 Juli, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah menyentuh angka 2.345.018 juta kasus yang disebabkan mutasi Covid-19 sehingga memunculkan varian terbaru.
Staf Khusus Menteri Koordinasi Perekonomian, Raden Pardede, menyebut kenaikan yang terjadi secara signifikan belakangan ini disebabkan oleh waktu liburan beruntun. Sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya mobilitas warga secara masal.
Baca Juga: Luhut Larang Orang Komentari Covid-19, Rocky Gerung Angkat Suara
“Jumlah kasus aktif meningkat dengan tajam dan kasus baru juga meningkat lebih tajam dan jauh di atas apa yang kita lihat di bulan Januari yang lalu,” kata Pardede, dalam diskusi virtual bertajuk Kajian Tengah Tahun INDEF 2021: Bola Liar Vaksinasi Ekonomi?, Rabu, (7/7/2021)
Liburan beruntun tahun ini misalnya, selama bulan Mei setidaknya terdapat 3 waktu liburan seperti Hari Kenaikan Isa Al Masih, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Waisak, disusul Hari Lahir Pancasila yang berlangsung secara bergantian dengan tempo hari yang begitu dekat. Kejadian tersebut juga menjadi pengulangan pada waktu liburan beruntun di tahun 2020.
Selain faktor liburan beruntun, Pardede menyebutkan faktor lain di antaranya disebabkan oleh kedatangan pekerja migran yang berasal dari sejumlah negara Timur Tengah. Selain itu, wisatawan asal India yang datang ke Indonesia juga menjadi faktor tambahan atas peningkatan kasus positif Covid-19.
Atas dasar kondisi tersebut, pemerintah terus menerapkan kebijakan PPKM Darurat dengan cakupan area sebanyak 45 kabupaten/kota dengan nilai assesmen 4 dan 76 kabupaten/kota dengan nilai assesmen 3 yang diselenggarakan di Pulau Jawa dan Bali Termasuk melanjutkan kebijakan PPKM Mikro di luar Pulau Jawa dan Bali dengan lingkup pengendalian sampai pada tingkat RT berdasarkan zona.
“Pemerintah terus memonitor dan mengevaluasi lonjakan kasus positif sehingga memungkingkan mengambil respons dan kebijakan yang tepat guna,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: