Masuknya BUMN ke Sektor Bisnis Internet Dinilai Bikin Pasar Jadi Makin Kompetitif
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai masuknya perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke bisnis internet sebagai sesuatu yang positif, karena akan menambah jumlah pemain sehingga akan terbentuk pasar yang sangat kompetitif.
"Tidak masalah untuk BUMN lain masuk ke bisnis internet, selama tidak mengganggu pasar. Kalau saya lihat, itu semakin banyak pemain semakin bagus. Itu akan membentuk pasar yang sangat kompetitif," ujarnya saat dihubungi Warta Ekonomi, Rabu (7/7/2021).
Baca Juga: Ungkap Rencana Holding BUMN Ultra Mikro, BRI Sebut Akan Percepat Kesetaraan Layanan Keuangan
Menurutnya, penambahan jumlah pemain akan membuat terjadinya penurunan harga dan peningkatan kulitas pelayanan, sehingga situasi ini akan semakin menguntungkan konsumen.
Terlebih, salah satu pelaku BUMN yang terjun ke bisnis internet adalah PLN yang memiliki tiang kabel tersendiri. Dengan demikian, PLN memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menawarkan kualitas yang lebih baik dengan cakupan yang lebih luas melalui kabel milik mereka.
Ia mengungkapkan besaran tarif internet yang ditawarkan PLN tergolong cukup murah, sehingga ini bisa menjadi titik pengaturan strategi bagi pemain yang sudah eksis di dunia internet kabel.
"Nah itu bisa sebenarnya meningkatkan strategi. Kayak First Media, Indovision, IndiHome, kan harus mengatur ulang dari sisi pelayanan dan harga. Bahkan warga banyak protes tuh ke IndiHome. Nah ini harapannya IndiHome dan sebagainya bisa terlecutlah dengan kehadiran PLN ke bisnis internet," jelas Huda.
Lebih lanjut Huda menjelaskan kehadiran BUMN ke sektor bisnis internet ini akan meningkatkan persaingan di sektor tersebut dan bisa mengancam para pemain lainnya. Akan tetapi, penilaian itu baru dapat dipastikan setelah melihat bagaimana persaingan pasar internet beberapa tahun ke depan.
"Itu akan dilihat dari sisi persaingan usahanya seperti apa dan akan terlihat jelas ketika nanti sudah berjalan 2-3 tahun. Apakah PLN itu akan menguntungkan dirinya sendiri atau persaingan akan menjadi semakin ketat," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: