Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Puluhan Utusan dari Rusia Diam-Diam Temui Jenderal Kudeta Myanmar

Puluhan Utusan dari Rusia Diam-Diam Temui Jenderal Kudeta Myanmar Para kepala militer tiba pada konferensi pers menjelang dimulainya masa jabatan parlemen baru di ibu kota Myanmar, Naypyitaw minggu ini. | Kredit Foto: Reuters/Thar Byaw

Resolusi itu, yang tidak sampai menyerukan embargo senjata global, juga menuntut militer "segera menghentikan semua kekerasan terhadap demonstran damai." Resolusi itu disetujui oleh 119 negara, dengan 36 abstain termasuk China, sekutu utama Myanmar, dan Rusia. Hanya satu negara, Belarus, yang menentangnya.

Hubungan pertahanan kedua negara berkembang beberapa tahun belakangan, di mana Rusia menjadi sekutu dan pemasok senjata utama ke militer Myanmar. Hubungan dekat antara Rusia dan Myanmar turut terlihat dari kunjungan Menteri Pertahanan Shoigu ke Myanmar pada akhir Januari atau seminggu sebelum kudeta militer.

Dalam pertemuan itu, kedua negara menandatangani kontrak pembelian sistem rudal, drone pengintai, serta fasilitas radar Rusia.

Menyusul perjanjian tersebut, militer Myanmar mengimpor perlengkapan radar senilai 14,7 juta dolar AS (sekitar Rp 212,9 miliar) pada Februari. Rusia juga akan mengirimkan enam jet tempur Su-30 pada tahun ini, yang akan menjadi pesawat tempur paling canggih tentara Myanmar.

Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan. Berdasarkan pemantauan kelompok masyarakat sipil, sebanyak 894 orang tewas sejak kudeta militer di Myanmar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: