Klaster kedua, ada warga yang masih bertanya soal keberadaan Corona. Pada klaster ini, warga diberi ruang untuk bertanya soal Corona. "Terus yang sedang-sedang, masih mencari antara iya dan tidak, dia bertanya," ucapnya.
Warga yang masih mempertanyakan Corona ini, tambah Ganjar, perlu dilayani. Untuk mengatasi hal ini, mengajak para relawan mengingatkan warga di lapangan.
Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Alexander K Ginting mengamini problem Ganjar. Dia menerangkan, beberapa warga di Jateng memang kurang memahami konsep kontak erat. Misalnya, ketika salah seorang warga kontak dengan pasien Corona selama sepekan, mereka tidak melakukan isolasi mandiri dan cenderung kurang waspada. "Di Jateng, mereka kurang mengenali gejala bahwa mereka Covid-19," terang Alex, saat dihubungi, kemarin.
Soal fasilitas kesehatan (faskes), Alex menerangkan, di Jateng tidak ada masalah. Seluruh daerahnya telah mengikuti aturan pemerintah di masa-masa lonjakan kasus Corona. "Kalau faskes itu sudah siap. Hanya saja mereka (masyarakat) datangnya dalam kondisi berat," imbuhnya.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai, seharusnya Ganjar tidak menyalahkan diri sendiri atas kondisi Corona di Jateng. Dia melihat, pernyataan Ganjar itu menunjukkan komunikasi sosial yang buruk, sekalipun dampaknya akan ada pembelaan publik.
"Sebetulnya tak perlu menyalahkan diri sendiri. Yang penting new strategy. Lantaran ini varian baru. Yang harus dilakukan, Gubernur meminta pendapat para pakar yang expert di bidang ini," tutur Jerry, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: