Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkenalkan Nikolay Storonsky, Pemilik Startup Fintech Paling Berharga di Inggris

Perkenalkan Nikolay Storonsky, Pemilik Startup Fintech Paling Berharga di Inggris Nikolay Storonsky, miliarder fintech Inggris. | Kredit Foto: Getty Images/AFP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Startup perbankan digital London, Revolut didirikan enam tahun lalu oleh pria kelahiran Rusia, Nikolay Storonsky. Baru-baru ini, startup tersebut berhasil mengumpulkan USD800 juta (Rp11,2 triliun) dari investor sehingga menilai perusahaan menjadi USD33 miliar (Rp479  triliun).

Dilansir dari Forbes di Jakarta, Jumat (16/7/21) Revolut sekarang menjadi startup fintech paling berharga di Inggris. Menjadikan pendirinya yang berusia 37 tahun, Nikolay Storonsky, miliki kekayaan USD7,1 miliar (Rp103 triliun). Storonsky memiliki lebih dari 20% saham perusahaan. Sebelumnya, kekayaannya hanya USD1,1 miliar (Rp15,9 triliun) pada Maret 2020.

Baca Juga: Ampun DiJe! Kekayaan Miliarder AS Bisa Buat Rencana Investasi Seluruh Keluarga Amerika

Vision Fund 2 Softbank memimpin putaran pendanaan bersama Tiger Global. Dalam sebuah pernyataan, Storonsky menggambarkan investasi kedua perusahaan tersebut sebagai pengesahan misi Revolut untuk menciptakan "aplikasi super keuangan global" yang akan memungkinkan pelanggan untuk mengelola semua kebutuhan keuangan mereka melalui satu platform.

“Kami ingin aplikasi global kami menawarkan nilai 10x lebih baik kepada pelanggan serta layanan dan keamanan 10x lebih baik daripada yang dapat mereka capai di tempat lain.” tambah Storonsky.

Revolut telah melihat nilainya naik 500% sejak mencapai nilai USD5,5 miliar (Rp80 triliun) pada Februari 2020. Meskipun pertumbuhan pelanggan berlanjut, kerugian untuk tahun yang berakhir Desember 2020 naik 57% menjadi USD217 juta pada pendapatan USD307 juta, dari kerugian USD148 juta pada tahun 2019 dengan pendapatan USD229 juta. Revolut terus membakar uang tunai untuk mengejar pertumbuhan pelanggan.

Revolut mengatakan pihaknya berencana untuk menggunakan pendanaan baru untuk mendukung perluasan penawarannya kepada pelanggan AS dan masuknya ke India dan pasar internasional lainnya.

Revolut adalah yang pertama dari sebagai neobank di Inggris yang mencetak miliarder Forbes.  Namun tantangan besar bagi Revolut dan kepemimpinannya adalah biaya staf. Total biaya staf naik dari USD82 juta pada 2019 menjadi USD235 juta pada 2020. Pada 2020, biaya staf mencapai 74% dari pendapatan yang diposting.

Untungnya, pendanaan investor terus mengalir. Crunchbase melaporkan awal bulan ini bahwa pendanaan modal ventura global pada paruh pertama tahun 2021 mencapai USD288 miliar yang diinvestasikan di seluruh dunia, naik hanya di bawah USD110 miliar dibandingkan dengan setengah tahun sebelumnya yang juga rekor pada paruh kedua tahun 2020. .

Lonjakan pendanaan dan minat pada fintech telah menghasilkan sejumlah miliarder fintech di Eropa, sebut saja pendiri Wise Kristo Käärmann dan Taavet Hinrikus, pendiri Checkout.com Guillaume Pousaz dan salah satu pendiri Klarna Sebastian Siemiatkowski dan Victor Jacobsson.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: