Realisasi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga semester I (Januari-Juni) 2021 mencapai Rp283,2 triliun. Angka tersebut setara 1,72% dari produk domestik bruto (PDB).
Meskipun demikian defisit ini masih di bawah target pemerintah sebesar 5,7% seperti yang tertuang dalam APBN 2021.
Baca Juga: Sri Mulyani: Mutasi Virus Covid-19 Hambat Pemulihan Ekonomi
“Hingga semester I kita mengalami defisit Rp283,2 triliun. Tahun ini sesuai dengan UU APBN total defisit diperkirakan 5,7% dari PDB,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (21/7/2021).
Menkeu mengungkapkan bahwa realisasi defisit anggaran ini berasal dari pendapatan negara sebesar Rp886,9 triliun, tumbuh 9,1% year on year (yoy).
Pencapaian ini juga setara 50,9% dari target penerimaan negara yang dipatok Rp1.743,65 triliun. Sementara realiasi belanja negara tercatat Rp1.170 triliun, tumbuh lebih tinggi sebesar 9,4% (yoy).
Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan realisasi penerimaan negara terdorong oleh penerimaan pajak. Hingga akhir Juni setoran pajak terkumpul sebesar Rp557 triliun, tumbuh 5% (yoy).
“Pajak misalnya sudah kita kumpulkan Rp557 triliun atau tumbuh 4,9% dibandingkan tahun lalu yang kontraksi -12% ini adalah pembalikan yang cukup tinggi," ucapnya.
Selanjutnya Penerimaan kepabeanan dan cukai dengan realisasi sebesar Rp122,2 triliun naik 31,1% yoy. Sejalan dengan itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp206,9 triliun atau tumbuh 11,4% yoy.
Di sisi lain, realisasi belanja negara mencapai Rp1.170 triliun, tumbuh 9,4% yoy. Belanja negara berasal dari realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp796,3 triliun atau tumbuh 19,1% yoy.
Sementara realisasi transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp373,9 triliun atau turun 6,8% yoy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq