Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jurus Jitu Pengusaha Fashion di tengah Pandemi, Untung Terus Berkat Hal-Hal Ini!

Jurus Jitu Pengusaha Fashion di tengah Pandemi, Untung Terus Berkat Hal-Hal Ini! Kredit Foto: YouTube/Christina Lie
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO dan Founder My Fashion Grosir, Andre Kokois, tergerak untuk berbisnis fashion grosir karena melihat maraknya produk impor yang membanjiri industri fashion Indonesia. Padahal, menurut Andre, Indonesi amemiliki sumber daya yang sangat melimpah untuk menghasilkan produk fashion sendiri.

Sejak kecil, Andre sudah kenal dengan bisnis fashion karena orang tuanya memiliki toko kain di Pasar Tanah Abang. Sejak kecil, Andre sudah kreatif dalam merintis bisnis dengan berkeliling menjajakan kain dari toko orang tuanya untuk dijual kepada para pemilik konveksi yang memproduksi pakaian jadi.

Baca Juga: Mau Lebarkan Sayap Bisnisnya, BUMN Transportasi Ini Bakal Tawarkan Saham ke Masyarakat

Dari passion itulah Andre mulai mengumpulkan modal dengan berjualan makaroni ketika kuliah untuk dapat merintis bisnisnya sendiri di bidang fashion. Saat ini, di usianya yang menginjak 30 tahun, Andre berhasil memiliki 500 karyawan dan membentuk 30 tim di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta dan Tangerang dalam bisnisnya My Fashion Grosir. Bisnisnya sendiri hadir untuk memenuhi kebutuhan para pemilik bisnis fashioan yang membutuh produk #autolaris dan produk #autocuan.

Karena itu, meski di tengah pandemi Andre yakin pakaian masih banyak dicari mengingat pakaian adalah kebutuhan pokok manusia (sandang). Jika ada pengusaha yang merasa bisnisnya mundur di tengah pandemi, Andre merasa mungkin saja itu pakaian impor karena ongkos impor pun semakin mahal di tengah pandemi.

Andre pun mengungkap bahwa pada dasarnya fashion asli Indonesia dan impor memiliki kualitas yang sama bagusnya. Tetapi kebanyakan pengusaha Indonesia tidak ingin mengambil pusing sehingga kalah dengan negara lain.

Meski demikian, Andre mengakui adanya penurunan pembelian. Namun, baju-baju tidur dan baju-baju di rumah mengalami peningkatan. Cara Andre membuat pendapatannya bertahan adalah dengan memperluas pasar.

Selain itu juga buatlah produk yang sedang dibutuhkan. Sebagai contoh, Andre membuat jaket yang ada face shield-nya sehingga produk itu pun diminati.

Andre pun mengaku bahwa yang ia punya hanya power dan semangat. Ia percaya keberuntungan hanya untuk mereka yang berani. Karena itu, Andre sangat bersemangat ketika menggeluti passion yang ia inginkan.

"Kebanyakan orang takut untuk berbisnis, padahal melangkah aja dulu," ujar Andre.

Andre juga mengutip kata-kata Picasso bahwa pada dasarnya ide itu hanya muncul sedikit dan akan berkembang di kanvas. Itulah mengapa agar memulai dahulu berbisnis tanpa banyak berpikir.

Andre juga mengakui bahwa ia sangat menyukai baca buku sehingga memengaruhi caranya berpikir. Jika ingin memulai bisnis fashion di tengah pandemi seperti ini, lebih baik ikuti bagaimana pasar bekerja. Karena, fashion ini akan lebih laku di pasaran karena siapa yang memakainya.

Terlebih brand dan produknya juga harus seiring sejalan. Seperti Uniqlo yang terkenal dengan pakaian basic-nya.

Andre adalah orang yang selama 10 tahun mengembangkan bisnisnya hampir tidak pernah membeli apapun untuk reward kepada dirinya. Bahkan, Christina Lie berujar bahwa Andre dalam kesehariannya hanya memakai motor matic.

Selanjutnya, Andre pun berujar jika ingin membangun loyalitas customer terhadap brand kita, maka buatlah produk dan layanan yang sesuai dengan value brand kita. Ketika hal-hal yang menyenangkan sampai ke customer, maka customer akan loyal dan kembali lagi.

Selain itu, untuk menyiasati red ocean di bidang fashion ini, buatlah diferensiasi dari produk tersebut.

"Bisnis itu seperti naik sepeda, kalau kita stop, kita akan jatuh," ujar Andre.

Ketika penjualan menurun, harusnya semakin berpikir startegi apa yang harus dilakukan agar penjualan kembali naik. Jika bisnis sedang turun, anggap saja sedang ingin melompat. 

Lebih lanjut, Andre berujar bahwa sukses bagi Andre adalah ketika ia bisa menolong ekonomi banyak orang. Dalam membangun bisnis, untuk memperkuat tim, Andre mengatakan paling tidak miliki empat orang dengan tipe THINK THANK, yaitu:

  1. Hare: kreatif, inovatif
  2. Owl: planner, detail
  3. Turtle: kritis dan sangat berhati-hati
  4. Squirrel: eksekutor, orang yang tidak lelet

Andre menambahkan jika ingin membentuk sebuah tim, carilah orang-orang yang berbeda, jangan yang sama. Kalau tipe orang yang sama, maka bisnis tidak akan berkembang.

Andre berujar jika ingin menjual produk fashion dengan harga mahal, maka harus menggunakan jasa influencer ke arah sana yang mampu membeli produk fashion dengan harga tinggi.

Teruntuk siapapun yang ingin berbisnis tetapi minim modal, maka lebih baik mulai dari dropship. Karena jika ingin totalitas menggunakan modal, paling tidak memiliki tabungan untuk biaya hidup selama satu tahun. Bisnis itu dinamis, entah akan berhasil atau gagal.

"Bisnis itu bukan tentang 'What' tetapi tentang 'Who'. Karena sebagus apapun kita punya produk jika orangnya tidak bisa menjalankan maka akan percuma," ujar Andre.

Bagi Andre, 'doing' lebih baik dari 'thinking'. Ini karena ketika 'doing', kita terjun langsung melihat pokok permasalahan. Jika hanya 'thinking', tidak akan tercipta apa-apa.

"Jika tidak mau punya tanggung jawab gede jangan jadi entrepreneur, jadi trader saja," ujar Andre dalam TikTok brand-nya.

Ini karena jika ingin mmebangun company, tanggung jawabnya besar. Setiap karyawan bisa saja mengepalai dua-tiga orang di keluarganya. Karena itu, jika ingin menjadi pengusaha fokusnya juga harus menolong orang.

Selanjutnya, Andre membagikan tips untuk membuat konten di TikTok. Baginya secara pribadi, TikTok adalah ranah lucu-lucuan, dan seru-seruan. Karena itu, Andre selalu membuat kreativitas yang menghibur di TikTok untuk meningkatkan brand awareness.

Lalu, Andre mengungkap untuk membangun sebuah tim yang berbeda karakter, pertama-pertama kita harus memahami mereka terlebih dahulu agar penempatannya sesuai.

Tips dalam financial planning business dalam membangun sebuah brand, Andre mengungkap jika ingin launching brand dengan produk sendiri, maka siapkan dana Rp100-300 juta dengan detail Rp100 juta produksi, Rp100 juta operasional dan Rp100 juta marketing untuk endorse, Facebook Ads, Instagram Ads, dan lain-lain. Jika di bawah dana tersebut, maka akan sulit. Akan lebih baik memulai dari dropship lalu naik tingkat ke grosir untuk mulai stok, custom, dan tekstil (konveksi sendiri).

Motivasi bisnis Andre Kokois adalah ia memulai bisnis karena orang tuanya terlilit utang. Karena itu, ia bahkan memulai bisnis bukan dari nol tetapi dari keadaan minus. Motivasi lainnya, ia ingin memperbesar potensi tekstil dan garmen di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: