IMF Ingatkan Kembali Soal Kebijakan El Salvador Terkait Bitcoin
Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa beberapa konsekuensi dari suatu negara yang mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang nasional bisa sangat buruk.
Menurut penasihat dan direktur keuangan departemen pemasaran IMF Tobias Adrian dan penasihat umum dan direktur departemen hukum Rhoda Weeks-Brown, cryptocurrency seperti Bitcoin (BTC) dapat menyesuaikan di negara-negara tanpa inflasi dan nilai tukar yang stabil, dan memberi orang yang tidak memiliki rekening bank sarana melakukan pembayaran. Namun, biaya ekonomi bisa menjadi signifikan.
Baca Juga: Apakah Bitcoin Masuk Fase Bear Market, Begini Kata Para Ahli
Kedua pejabat IMF menuduh bahwa negara-negara yang mengadopsi cryptocurrency sebagai mata uang nasional atau memberikan status tender legal aset kripto mempertaruhkan harga domestik menjadi sangat tidak stabil, dan aset yang digunakan bertentangan dengan anti pencucian uang dan memerangi tindakan pendanaan terorisme, selain memiliki masalah, stabilitas makroekonomi dan lingkungan sekitarnya.
“Jika barang dan jasa dihargai dalam mata uang nyata dan aset kripto, rumah tangga dan bisnis akan menghabiskan waktu dan sumber daya yang signifikan untuk memilih uang mana yang akan disimpan daripada terlibat dalam kegiatan produktif,” kata Adrian dan Weeks-Brownn dikutip dari Cointelegraph, Selasa (27/7/2021).
“Pendapatan pemerintah akan terkena risiko nilai tukar jika pajak dikutip di muka dalam aset kripto sementara pengeluaran sebagian besar tetap dalam mata uang lokal, atau sebaliknya.”
Mereka juga mengklaim bahwa kebijakan moneter secara umum akan kehilangan gigitan, menyiratkan adopsi kripto yang meluas mengurangi kredibilitas negara mana pun yang mengadopsi aset seperti BTC atau token lain, dan menunjuk pada “fluktuasi besar-besaran dalam harga aset kripto.”
Harga Bitcoin telah bergerak antara sekitar $65.000 dan $30.000 tahun ini, dan mencapai lebih dari $40.000 hari ini sebelum turun ke $37.000.
Meskipun blog IMF tidak secara khusus menyebut El Salvador, yang akan mulai menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah mulai bulan September, Adrian dan Weeks-Brown mengatakan menjadikan cryptocurrency sebagai mata uang nasional adalah jalan pintas yang tidak disarankan untuk layanan keuangan yang lebih inklusif.
Pasangan ini termasuk klaim risiko lingkungan untuk menambang cryptocurrency, meskipun Presiden El Salvador Nayib Bukele mengatakan dia berencana untuk memanfaatkan energi panas bumi yang melimpah di negara itu untuk menghasilkan blok Bitcoin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: