Baliho Bertebaran di Mana-mana, Faktanya Memang Puan Maharani Capres Andalan PDIP di 2024
Dalam sebulan terakhir, spanduk dan baliho bergambar Ketua DPR Puan Maharani dipasang di mana-mana. Pemandangan ini rame jadi perbincangan warga dunia maya hingga dunia nyata. Puan dikritik karena dianggap sibuk urusan 2024 di saat warga lagi banyak yang terpapar Corona.
Awalnya, spanduk dan baliho Puan hanya dipasang di Jawa Tengah yang merupakan kandang Banteng. Namun, kini cakupannya makin luas hingga ke wilayah Jabodetabek, bahkan ke luar Jawa.
Baca Juga: Fadli Zon Sindir Baliho Puan Maharani, Kata-katanya Salah: Sekadar Koreksi
Spanduk atau baliho yang terpasang umumnya berukuran besar dan berada di jalan-jalan atau pusat kota. Isinya foto Puan dengan kebaya merah dengan tulisan yang berbeda-beda. Ada yang memakai tagline “Kepak Sayap Kebhinekaan” ada juga berupa ajakan seperti “Jaga Iman, Jaga Imun”.
Politisi senior PDIP, Hendrawan Pratikno memberi penjelasan soal maraknya spanduk dan baliho Puan di berbagai daerah. Kata dia, baliho atau spanduk itu hanya bentuk ekspresi kegembiraan dari kader PDIP atas prestasi yang diraih Puan.
“Mbak Puan itu, perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR. Para kader PDIP, baik di DPR, DPRD hingga DPC merasa bangga dengan prestasi tersebut,” kata Hendrawan, di Jakarta, kemarin.
Anggota Komisi XI DPR ini mengatakan, dana pemasangan spanduk atau baliho itu berasal dari pribadi masing-masing. Baik yang dipasang oleh wakil rakyat dari PDIP, maupun pengurus Banteng di daerah.
“Yang dipasang itu bermacam-macam. Yang billboard itu spontanitas kolektif fraksi. Yang baliho dan spanduk ada yang dipasang oleh DPD/DPC, kader di daerah dan para relawan,” jawabnya.
Hendrawan mengaku bingung dengan adanya protes dari pihak luar terkait pemasangan spanduk dan baliho itu. Padahal, ada atau tidaknya spanduk Puan di daerah, tidak akan merugikan pihak luar. Apalagi, tagline yang diangkat dari spanduk atau baliho itu sangat positif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq