Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satgas Covid-19 Tegaskan Informasi Vaksin Sebabkan Kematian dan Lahirnya Mutasi Baru adalah Hoaks

Satgas Covid-19 Tegaskan Informasi Vaksin Sebabkan Kematian dan Lahirnya Mutasi Baru adalah Hoaks Kredit Foto: Instagram Wiku Adisasmito
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebelumnya, sempat beredar unggahan dari media sosial dan pesan berantai yang menyebutkan pemenang hadiah nobel sekaligus virolog Luc Montagnier menyatakan tak ada kesempatan hidup bagi orang-orang yang telah menerima vaksin dan tidak ada obat yang bisa menyelamatkannya.

Dalam pesan yang beredar tersebut juga ditulis bahwa semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun dan vaksinasi dapat melahirkan mutasi baru virus Covid-19.

Baca Juga: Tinjau Sentra Vaksinasi Merdeka dan Bagi Sembako, Bamsoet Ajak Masyarakat Sukseskan Vaksin Covid-19

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan informasi tersebut merupakan kabar bohong atau hoaks yang tidak terbukti kebenarannya.

"Terkait dengan pernyataan Lug Montagnier yang menyatakan semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun adalah tidak benar. Kutipan itu secara keliru dikaitkan Montagnier dalam meme berita palsu yang telah beredar secara luas," kata Wiku dalam konferensi pers daring di Youtube BNPB Indonesia, Selasa (3/8/2021).

Wiku juga mengklarifikasi isu vaksinasi menyebabkan lahirnya varian baru, katanya, "Pernyataan bahwa vaksinasi dapat menyebabkan varian baru virus corona juga tidak benar. WHO menjelaskan vaksinasi tidak dapat menyebabkan virus corona bermutasi menjadi varian baru. Mutasi terjadi ketika virus memperbanyak diri pada inang hidup."

Ia menjelaskan virus yang digunakan dalam vaksin merupakan virus yang sudah dimatikan, virus yang tidak utuh, dan virus yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mampu memperbanyak diri dalam tubuh.

Jubir Satgas Covid-19 itu mengimbau masyarakat untuk selektif dan bijak dalam memilih dan menyebarkan informasi. Ia menekankan informasi yang salah seputar Covid-19 dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap upaya penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama.

Wiku juga mengatakan upaya penanganan Covid-19 membutuhkan kombinasi protokol kesehatan 3M, 3T (testing, tracing, treatment), dan vaksinasi. Ia meminta masyarakat untuk mendukung kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.

"Untuk dapat mengendalikan Covid-19, diperlukan kombinasi protokol kesehatan 3M dan 3T serta vaksinasi. Ingat bahwa vaksinasi tidak dapat menggantikan efektivitas 3M dalam mencegah penularan Covid-19, karena sistem ini perlu untuk dipertahankan dan saling bekerja melengkapi, bukan menggantikan," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: