Puncak musim kemarau berdasarkan laporan BMKG terjadi pada bulan Agustus ini. Hutan dan lahan yang kering rentan terbakar. Kolaborasi lintas sektor, dibutuhkan untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Kebakaran lahan di Desa Sogo, Kecamatan Kumpeh Ilir, Kabupaten Muaro Jambi contohnya. Peristiwa kebakaran yang terjadi pada Selasa, 3 Agustus 2021 pukul 16.30 WIB itu beruntung terpantau CCTV Aplikasi Sistem Analisa Pengendalian Karhutla (Asap) Digital.
Kepala Dinas Kehutanan Jambi, Ahmad Bestari mengatakan begitu api terdeteksi CCTV, tim pemadam kebakaran segera diturunkan. Tim pemadaman ini terdiri dari TNI, POLRI, MPA, Pokmas BRGM, tim RPK dari PT.PHL dan JBP.
“Malam kita turunkan tim, ada pokmasnya juga. Alhamdulillah, besoknya sudah padam,” kata Ahmad.
Ahmad menambahkan, dengan CCTV ini proses pemadaman kebakaran bisa cepat teratasi. Dia membayangkan, tanpa CCTV api mungkin akan melahap hektaran lahan dan akan diketahui esok harinya.
Tambahnya lagi, CCTV ini merupakan inovasi teknologi pemantauan kebakaran. “Jambi merupakan provinsi pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi ini” ujar Ahmad.
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), tutur Ahmad, turut serta dalam pembangunan CCTV ini. Terdapat di tiga titik, diantaranya, yaitu di Tahura OKH, HLG Londerang, dan Desa Sadu. “Insyaallah tambah satu lagi di Desa Rantau rasau,” ucap dia.
Ahmad menyebut, selain teknologi CCTV, pemanfaatan teknologi Asap Digital juga akan dikembangkan. Kedepan, kata dia, command center CCTV Polda akan melibatkan kelompok masyarakat (pokmas).
“Pokmas-pokmas akan dimasukkan ke aplikasi di area yang rawan kebakaran hutan dan lahan, supaya bisa berkoordinasi dengan seluruh unsur,” ucap dia.
Kapolres Jambi, AKBP Yuyan Priatmaja mengatakan kepulan asap memang terdeteksi dari tower CCTV Sungai Aur. Dia juga menyebut antisipasi kebakaran melibatkan dan berkolaborasi dengan lintas sektor.
“Ada laporan kepulan asap ke polisi, terlihat juga dari CCTV, ditindaklanjuti oleh petugas yang dekat di wilayah itu, Bhabinkamtibmas-nya,” ucap Yuyan.
Selain memantau kebakaran, tutur Yuyan, CCTV itu bisa juga dimanfaatkan untuk memantau pelaku pembakaran. “Selama itu terjangkau oleh zooming CCTV,” kata dia.
Yuyan mengatakan saat ini ada sekitar 13 CCTV yang tersebar di seluruh Provinsi Jambi. Dia berharap kolaborasi pemantauan ini bisa dikembangkan ke seluruh titik rawan api.
Selain kolaborasi, Yuyan menyebut, polisi juga aktif mengampanyekan ke warga mengenai aktivitas larangan membakar lahan. “Berbarengan dengan imbauan Covid-19, kita patroli dan mengimbau tidak membersihkan lahan dengan membakar,” ucap dia.
Peran kelompok masyarakat (Pokmas) juga menjadi bagian penting dalam antisipasi kebakaran lahan. Anggota Pokmas Sumur Bor Maju Berkarya, Desa Sogo, Hardiansyah selama kebakaran anggota pokmas turun serta melakukan pemadaman.
Hardiansyah menceritakan kebakaran yang terjadi tidak terduga. Dia menyebut kebakaran lahan terjadi di saat proses perbaikan sumur bor.
“Perbaikan untuk persiapan pembasahan musim kemarau,” kata Hardiansyah.
Sumur bor yang dibangun BRGM, dimanfaatkan masyarakat untuk memadamkan api yang terjadi di desanya. Beruntung, kebakaran jadinya tidak mengenai area gambut. Dia menyebut, api hanya melahap area semak-semak di lahan yang tak terurus itu.
“Gambutnya masih basah. Jadi paling terbakar 1 kilan,” ujar dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat