Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Semoga Jokowi dan Pengikutnya Dengar, Kalau Tak Mau Dihujat, Jadi Rakyat Aja, Gak Usah Jadi..

Semoga Jokowi dan Pengikutnya Dengar, Kalau Tak Mau Dihujat, Jadi Rakyat Aja, Gak Usah Jadi.. Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Hasibuan atau Gus Umar ikut menuliskan sindiran untuk penguasa dalam akun Twitternya.

Ia mengatakan jika seseorang tidka mau mau dihujat, dihina, dibuat meme dan mural, maka jadilah rakyat biasa, dan tidak usah menjadi penguasa. Baca Juga: Jokowi Pahami Kesulitan Rakyat: Langsung Banjir Pujian

Hal tersebut dikatakan terkait ramainya soal mural bergambar wajah mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang dibubuhi tulisan '404: Not Found'.

Namun sayangnya, mural tersebut telah ditutup cat warna hitam lantaran dinilai menghina lambang negara. Tak hanya itu, pelaku pembuat mural tersebut saat ini dalam buruan polisi. Baca Juga: Soal Mural Jokowi 404:Not Found, Jimly Tegaskan Lambang Negara Itu...

"Kalau Gak mau dihujat, dimaki-maki, dihina, dibikin meme, dibikin mural. Gak usah jadi penguasa. Jadi rakyat biasa saja kayak saya," cuitnya, seperti dilihat, Senin (16/8/2021).

Terpisah, ia pun kemudian membandingkan sikap aparat dan para pendukung pemerintah Presiden Jokowi dengan mural Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 Donald Trump.

Menurut dia, pembuat mural Trump tidak dicari aparat. Termasuk, para pendukung Trump juga tidak ngamuk-ngamuk seperti pendukung Presiden Jokowi.

"Mural Trump Gak pernah tuh pelukisnya dicari-cari dan Gak ada tuh buzzer Trump ngamuk-ngamuk," cetusnya.

Sebelumnya, bertengger tagar “Jokowi 404 Not Found” di media sosial Twitter, Sabtu (14/8/2021), sebagai bentuk protes atas dihapuskannya mural dinilai mirip wajah Presiden Joko Widodo.

Diketahui, sebelumnya beredar mural mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang matanya ditutupi tulisan “404 Not Found“.  

Sebelumnya, Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rochim, mural itu telah dihapus oleh aparat gabungan setempat beberapa hari lalu.

“Kami ini sebagai aparat negara ngelihat sosok Presiden dibikin kayak begitu, itu kan pimpinan negara, lambang negara. Kalau untuk media kan beda lagi penampakan, pengertian penafsiran. Kalau kami, itu kan pimpinan, panglima tertinggi TNI-Polri,” kata pada Jumat, 13 Agustus 2021, dilansir dari CNN Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: