Pedas! Jokowi Dikritik Habis-habisan: Pakai Baju Adat, tapi Wilayah Adat Dibabat!
Rukka mengatakan potret dari Masyarakat Adat Besipae yang ditindas, namun baju adatnya dibanggakan hanyalah satu contoh dari berbagai kekerasan yang dialami oleh masyarakat adat di Tanah Air. Perampasan wilayah adat juga tidak menyurut di tengah pandemi.
Berdasarkan Catatan Akhir Tahun 2020, AMAN mendokumentasikan sedikitnya ada 40 kasus kriminalisasi dan kekerasan terhadap masyarakat adat. Pada periode Januari hingga Mei tahun lalu saja, diperkirakan seluas 1.488 hektar hutan di Papua lenyap.
40 kasus itu terjadi di total wilayah adat yang mencapai 31.632,67 hektar. Tercatat, ada lebih dari 39 ribu warga masyarakat adat yang telah mengalami kerugian ekonomi, sosial, dan moral sebagai dampak dari tindakan intimidatif, kekerasan, dan kriminalisasi.
Tentu saja, AMAN beranggapan bahwa data yang terekam itu tak selalu menunjukkan realitas yang sebenarnya. Selayaknya fenomena gunung es, tipologi konflik yang menimpa Masyarakat adat, tak hanya bersifat laten, melainkan pula tak selalu muncul ke permukaan.
Terakhir, AMAN turut mengkritik penanganan pandemi virus corona yang sulit diakses masyarakat adat. Ia mempertanyakan pidato Jokowi yang tidak menyinggung kondisi masyarakat adat di tengah pandemi Covid-19.
Alasan Presiden Jokowi Pakai Baju Adat Suku Baduy di Sidang MPR Hari Ini
Setiap tahun menjelang 17 Agustus 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membacakan sidang tahunan MPR, DPR, dan DPD yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan RUU APBN 2022.
Dalam kesempatan yang digelar hari ini, Senin (16/8/2021) Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencuri perhatian saat datang ke acara tersebut karena mengenakan baju adat Suku Baduy, yang ada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: