Selain meminta harga tes PCR diturunkan, Presiden Joko Widodo juga meminta hasil tes PCR dapat keluar maksimal 1x24 jam. Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia, Lia G. Partakusuma, menjelaskan proses yang dibutuhkan oleh tes PCR.
"Sampel itu kan dilakukan pemeriksaan, sampel diambil lalu di-swab, swab itu dimasukkan ke dalam media, media itu kalau dia [tempat pengambilan sampel] punya laboratorium, ya akan dikerjakan di situ juga. Tapi kalau dikirim dari daerah, misal nggak punya lab pemeriksaan, mungkin dikirim satu hari," papar Lia saat dihubungi Warta Ekonomi, Senin (16/8/2021).
Baca Juga: Jokowi Minta Harga PCR Turun, PERSI: Bisa Turun, Asal Harga Komponen Tes Juga Turun
Kemudian, ia menjelaskan ada dua macam tes PCR, yakni konvensional dan tes cepat molekuler (TCM). Tes konvensional membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding TCM, namun dengan biaya yang lebih murah.
"Konvensional, untuk ekstraksi saja, dari swab jadi bahan pemeriksaan, itu butuh 1 sampai 1,5 jam, kan harus dimurnikan dulu. Setelah itu baru dikerjakan," ujarnya.
Menurut Lia, tes konvensional membutuhkan waktu 4-5 jam sampai prosesnya selesai, sedangkan hasil baru keluar setelah 6 jam.
Sementara itu, proses ini dilaksanakan sesuai dengan batch. Dalam satu batch, bisa dilaksanakan hingga 90 tes. Akan tetapi, batch selanjutnya baru bisa dilakukan setelah batch yang sebelumnya telah selesai.
"Satu kali running bisa 90 tes. Harus nunggu batch yang udah jalan selesai. [Sampel] yang berikutnya akan masuk ke batch selanjutnya. Kalau alatnya banyak mungkin bisa dijalankan bareng, tapi kalau cuma punya 1 alatnya artinya dia baru bisa nunggu rangkaian kereta jalan baru berangkat kereta berikutnya. Jadi, bukan dilama-lamain," kata Lia.
Di sisi lain, proses TCM memakan waktu yang relatif singkat, hasil bisa diperoleh satu jam setelah pengambilan sampel. Namun, biaya yang perlu dibayar juga lebih mahal.
"Ada yang bisa cepat, 1 jam sudah keluar hasilnya, tapi itu mahal. Satu kitnya aja bisa 900 ribu kira-kira. Makanya keluarnya rata-rata dijual di atas 1 juta untuk yang TCM. Jadi memang berbeda, nggak bisa dipukul rata," ucap Lia.
"Jadi, tidak sesederhana yang dipikirkan. Begitu masuk, ambil sampel, hari itu juga harus keluar, kan nggak bisa. Harus dikirim dulu ke tempat pengerjaannya," tutup Lia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq