Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Richard Branson Bakal Bawa Maskapai Virgin Atlantic IPO di Bursa London, Nekat?

Richard Branson Bakal Bawa Maskapai Virgin Atlantic IPO di Bursa London, Nekat? Kredit Foto: Instagram/Richard Branson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keuntungan Virgin Atlantic tidak selalu biasa-biasa saja, tetapi sudah tercatat sering kehilangan uang. Bahkan, laba operasi hanya mencapai dua kali di tahun 2010-an. Pada tahun 2019, Virgin Atlantic menyerahkan hampir £3 miliar (Rp59,3 triliun), dan kerugian sebelum pajaknya sebesar £30 juta (Rp593 miliar) dan mempekerjakan sekitar 10.000 orang.

Akibat COVID, maskapai ini pada tahun 2020 kehilangan £669 juta (Rp13,2 triliun) sebelum pajak dan barang-barang luar biasa dengan omset £0,9 miliar (Rp17,8 triliun), dan jumlah staf dipotong menjadi hanya di bawah 6.000.

Baca Juga: Sukses ke Luar Angkasa, Kok Richard Branson Jual Sahamnya di Virgin Galactic?

Dilansir dari The Conversation di Jakarta, Rabu (18/8/21) selain pengurangan staf yang sangat besar, Virgin Atlantic membutuhkan lebih dari £1,5 miliar (Rp29,6 triliun) dari kesepakatan penyelamatan dan penjualan untuk tetap mengudara selama pandemi. Ini termasuk ratusan juta pound dari Grup Virgin Richard Branson yang memiliki 51% bisnis Virgin Atlantic. Maskapai penerbangan AS Delta, yang memiliki 49% sisanya juga berkontribusi.

Branson konon berencana untuk mendaftarkan maskapai itu di Bursa Efek London musim gugur ini. Branson sendiri sepertinya tertarik oleh pesona maskapai penerbangan ketika ia meluncurkan Virgin Atlantic pada tahun 1984.

Tetapi hampir empat dekade bersaing dalam industri yang sulit dan besarnya kerugian akibat pandemi, sepertinya Branson mulai berpikir ulang. Mengambangkan bisnis dan mengurangi eksposurnya terhadap risiko yang sangat besar harus terlihat menarik saat ini.

Branson juga berada di bawah tekanan dalam penyelamatan maskapai. Ia tak hanya mendapat bantuan dari Virgin Group dan Delta, dana talangan Virgin Atlantic Agustus 2020 melibatkan £170 juta (Rp3,3 trliun) pinjaman dari hedge fund New York Davidson Kempner Capital Management.

Meski terlihat nekat, namun jika Branson dapat meyakinkan investor bahwa keuntungannya lebih besar daripada kerugiannya, ini bisa menjadi waktu baik untuk IPO maskapai penerbangan. Seperti biasa, waktu adalah kunci dalam flotasi. Setelah pandemi yang mengerikan, Virgin Atlantic mungkin masih muncul dalam posisi yang lebih baik daripada sebelumnya.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: