Taliban Cepat Runtuhkan Militer dan Pemerintah Afghanistan Berkat Strategi Komunis Mao Zedong
'Revolusi bukan jamuan makan malam'
Pasukan Mao sering diremehkan, terutama oleh AS yang kemudian mendukung pemimpinan Nasionalis saingan Mao, Chiang Kai-Shek. Begitu juga, Amerika gagal melihat apa yang ada di depan mereka, meskipun telah memerangi Taliban selama dua dekade.
Ini semua tak dimaksudkan untuk menyangkal kebrutalan Mao atau Taliban.
Memang, kebrutalan merupakan inti dari doktrin Mao, seperti ungkapannya yang terkenal: "Revolusi bukanlah jamuan makan malam'.
Satu dekade lalu, dalam sebuah makalah untuk Carnegie Institute, ilmuwan politik dan spesialis Afghanistan Gilles Dorronsoro menjelaskan apa yang dilakukan AS keliru dan mengapa nantinya Taliban akan menang.
Taliban, tulisnya: "Memiliki strategi dan organisasi yang koheren untuk menerapkannya. Mempercayai hal sebaliknya, seperti ditunjukkan beberapa analis AS, adalah tindakan meremehkan musuh secara berbahaya."
Dorronsoro menetapkan peta jalan Taliban kembali ke kekuasaan berdasarkan ketahanan dan kemampuan untuk membangun kembali kekuatan.
Yang terpenting, katanya, Taliban mengeksploitasi kelemahan dan korupsi di pemerintahan dan kurangnya kepercayaan rakyat Afghanistan terhadap pejabat pemerintah.
Seperti yang dikatakan Mao, orang lebih penting daripada senjata. Taliban menghabiskan waktu bertahun-tahun membangun hubungan di luar basis tradisional mereka, etnis Pashtun.
Seperti yang ditulis Dorronsoro, Taliban memiliki "strategi yang koheren" untuk "menghancurkan struktur tradisional (terutama struktur suku)".
Dorronsoro kemudian memperingatkan bahwa AS tidak memiliki alasan dan strategi untuk mengalahkan Taliban. Pemerintah Afghanistan yang lemah dan korup, katanya, hanya mempermudah Taliban untuk mempertahankan pijakan dan memperluas basis dukungannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: