Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Taliban Cepat Runtuhkan Militer dan Pemerintah Afghanistan Berkat Strategi Komunis Mao Zedong

Taliban Cepat Runtuhkan Militer dan Pemerintah Afghanistan Berkat Strategi Komunis Mao Zedong Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid. | Kredit Foto: AP Photo/Rahmat Gul

Sejarah yang berulang

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan seharusnya tidak mengejutkan siapa pun yang memperhatikan. Ini hanyalah sejarah yang berulang — dan kegagalan AS untuk mengindahkan pelajaran dari sejarah itu.

AS merupakan kekuatan militer terkuat di dunia, menghabiskan 20 tahun, triliunan dolar dan kehilangan ribuan nyawa dan tidak bisa mengalahkan Taliban.

Sama seperti saat meninggalkan Korea yang terpecah, mundur dari Vietnam yang jatuh ke tangan Komunis serta keluar dari Irak hanya untuk membuka pintu bagi ISIS.

Setelah Vietnam, Amerika mengalami krisis kepercayaan dan kehilangan gengsinya. Setelah Afghanistan, apakah kita masih percaya Presiden Joe Biden ketika dia berkata bahwa bertaruh melawan Amerika adalah ide yang buruk?

Taliban baru saja melakukannya.

Namun Amerika masih merupakan negara yang sangat diperlukan - jika bukan negara yang luar biasa.

Dunia masih mengarapkan Amerika untuk memimpin di dunia yang semakin bergejolak dan tidak dapat diprediksi. Negara-negara seperti Australia mau tak mau harus mengandalkan AS untuk keamanan.

Begitu besar ketergantungan kita pada tatanan yang dipimpin Amerika: kekuatan ANZUS, NATO, Quad — Amerika, Australia, India, Jepang — yang dirancang untuk melawan pengaruh dan jangkauan China yang semakin besar.

Ada pertempuran yang lebih besar di depan mata dan Joe Biden telah mengidentifikasinya: demokrasi versus otokrasi.

Bukti terbaru menunjukkan demokrasi sedang mengalami kemunduran. Penurunan bendera Amerika di Kabul telah menggarisbawahinya.

China tak sekadar menonton. Mereka sudah bergerak membangun hubungan dengan Afghanistan, mengeksploitasi ruang yang telah ditinggalkan Amerika.

China memiliki hubungan dekat dengan Pakistan, yang secara historis merupakan pendukung utama Taliban.

Kita telah mendengar peringatan tentang "gendang perang" antara AS dan China.

Orang hanya bisa membayangkan Presiden Xi Jinping berpesan ke AS: Anda tidak bisa menaklukkan Taliban yang diilhami Mao, bagaimana Anda akan mengalahkan negara yang diciptakan oleh Mao?

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: