Duh! Target Kemiskinan 2022 Kontras dengan Turunnya Anggaran Perlindungan Sosial: Nggak Masuk Akal
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 mencantumkan target tingkat kemiskinan pada tahun tersebut sebesar 8,5-9%. Melihat data tersebut, ekonom sekaligus Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menilai target yang dicantumkan terasa tak masuk akal.
"Kalau kita lihat di RAPBN 2022, target penurunan kemiskinan saya susah mencernanya, terus terang, karena ditargetkan 8,5 sampai 9%," kata Faisal dalam webinar Narasi Institute, Jumat (20/8/2021).
Baca Juga: Ekonom Soroti Anggaran Kesehatan 2022 Turun: Upaya Antisipasinya Mana?
Faisal menyampaikan angka kemiskinan sebelum pandemi pun tak pernah serendah target yang dicantumkan RAPBN 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan pada September 2019 berada di angka 9,22%.
Kemudian,setelah diserang pandemi, angka kemiskinan meningkat menjadi 10,19% pada September 2020. Lalu menurun tipis pada Maret 2021 menjadi 10,14%.
"Jadi, artinya apa yang mendasari target penurunan angka kemiskinan ini sampai jauh sekali lebih rendah dibanding kondisi sebelum pandemi? 8,5 sampai 9%? Berarti ada target penurunan lebih dari 1%," tukas Faisal.
Lebih lanjut, Faisal melihat target tersebut bertolak belakang dengan turunnya anggaran perlindungan sosial dalam RAPBN 2022. Dalam rancangan tersebut, pemerintah mencantumkan anggaran untuk sektor perlindungan sosial di 2022 adalah sebesar Rp153,7 triliun. Jumlah tersebut menurun sebesar Rp33,3 triliun dari yang sebelumnya senilai Rp187 triliun pada 2021.
"Ini apa programnya? Kalau dikatakan apakah karena pemerintah ingin mendorong perlindungan sosial, tapi kita lihat anggaran untuk PEN dan perlindungan sosial juga kurang," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq