Bio Farma mengungkapkan, proses pengolahan bahan baku vaksin (bulk) umumnya memakan waktu sekitar satu bulan. Proses tersebut telah mencakup pengolahan menjadi vaksin jadi, pengemasan, hingga distribusi.
Akan tetapi, Bio Farma diharapkan dapat segera memproduksi vaksin untuk segera didistribusikan ke masyarakat. "Jadi, kejar-kejaran waktu penggunaan dan waktu produksi," kata Bambang dalam dialog virtual KPCPEN, Selasa (24/8/2021).
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Tahun 2022 Vaksin Dapat Diproduksi secara Mandiri di Indonesia
Bambang menjelaskan, proses produksi bulk vaksin perlu melalui beberapa tahapan, mulai dari proses karantina sejak bahan baku datang, proses fill and finish di Bio Farma, hingga uji mutu sebelum didistribusikan.
Oleh karena itu, Bambang mengaku pihaknya sangat terbantu dengan kedatangan vaksin yang diterima secara bertahap. Pasalnya, sebagian vaksin yang diterima Indonesia datang dalam bentuk jadi. Dengan demikian, vaksin bentuk jadi tersebut dapat mengisi ruang pemberian vaksinasi selama Bio Farma memproduksi vaksin.
"Sehingga kekurangan atau menunggu waktu produksi bisa dikejar, dibantu dengan adanya vaksin jadi yang siap digunakan," ujar Bambang.
Akan tetapi, Bambang menekankan vaksin dalam bentuk jadi pun harus menunggu perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) sebelum didistribusikan ke masyarakat.
"Vaksin jadi tetap harus menunggu lot rilis dari BPOM sebelum didistribusikan dan digunakan ke masyarakat," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: