Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Namanya Kian Populer, Siapa Sebenarnya Ahmad Massoud, Sosok di Balik Gerakan Anti-Taliban?

Namanya Kian Populer, Siapa Sebenarnya Ahmad Massoud, Sosok di Balik Gerakan Anti-Taliban? Kredit Foto: Reuters/Mohammad Ismail
Warta Ekonomi, Kabul -

Nama Ahmad Massoud belakangan ini tengah menjadi sorotan karena memimpin gerakan anti Taliban saat ini. Namun, tahukah kamu bahwa di balik gerakan itu, ada sosok Ahmad Shah Massoud alias ayah dari Ahmad Massoud?

“Saya adalah putra Ahmad Shah Massoud, menyerah tak ada dalam kamus saya. Ini baru dimulai, gerakan perlawanan,” kata Ahmad Massoud melalui sambungan telepon dengan Filsuf Prancis Bernard-Henri Levy.

Baca Juga: Mendekati Lembah Panjshir, Taliban Berhadapan dengan Pasukan Singa Massoud

Disebut juga sebagai sang Singa Panjshir, Ahmad Shah Massoud merupakan pemimpin pergerakan paling kuat melawan Taliban 20 tahun yang lalu. Ia lahir pada 2 September 1953 di Bazarak, Desa Panjshir. Namun, ia tewas terbunuh oleh teroris Al-Qaeda dua hari sebelum tragedi 11 September 2001, tepatnya pada 9 September 2001.

Sejak perang sipil tahun 1990-an hingga saat ini, wilayah Lembah Panjshir merupakan wilayah yang tidak pernah bisa dikuasai oleh Taliban, bahkan wilayah itu juga tidak bisa jatuh ke tangan Uni Soviet.

Pada tahun 1992, di bawah pimpinan Presiden Burhanuddin Rabbani, Ahmad Shah Massoud pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Afghanistan. Dengan jatuhnya pemerintahan Rabbani dan naiknya rezim Taliban, Massoud menjadi pemimpin militer United Islamic Front untuk Afghanistan.

Usai kematiannya, Massoud dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Hamid Karzai setelah Taliban berhasil digulingkan dari kekuasaannya. Bahkan, hari kematian Massoud juga dijadikan sebagai hari libur nasional untuk memperingati Hari Massoud.

Karena perjuangannya untuk mempertahankan wilayah Lembah Panjshir hingga akhir hayatnya, Massoud menjadi salah satu pemimpin gerilya terbesar pada abad ke-20 bersama dengan Josip Broz Tito, Ho Chi Minh, dan Che Guevara.

Kini, perjuangan Ahmad Shah Massoud dilanjutkan oleh sang putra, Ahmad Massoud, yang mengatakan bahwa ia akan mengikuti jejak sang ayah dan tidak akan menyerah ke Taliban.

“Ayah saya, Komandan Massoud, pahlawan nasional kita, menurunkan kepada saya sebuah warisan: dan warisan ini adalah untuk memperjuangkan kebebasan warga Afghanistan. Pertarungan itu sekarang menjadi milikku yang tidak dapat diubah,” ujar Ahmad Massoud, dalam sebuah surat kepada Levy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: