Advertorial, seperti namanya, merupakan sebuah bentuk iklan. Pengemasan iklan ini unik karena memiliki caranya tersendiri. Mari kita bedah bersama mengenai apa itu advertorial, kelebihan dan kekurangannya, serta bagaimana cara membuatnya agar menjadi pemasaran yagn baik bagi bisnis Anda.
Apa itu Advertorial?
Advertorial adalah artikel, halaman situs web, atau program video yang dirancang agar terlihat dan dibaca seperti konten jurnalistik yang objektif, tetapi sebenarnya merupakan iklan berbayar.
Baca Juga: Apa Itu Cultural Economics?
Advertorial dapat menyampaikan informasi yang bermanfaat, tetapi tujuan utamanya adalah untuk memasarkan produk perusahaan, meningkatkan reputasinya, atau menyampaikan suatu pesan kepada konsumen. Perusahaan media mainstream yang menerbitkan advertorial mengharuskan konten advertorial diberi label sebagai iklan.
Kata advertorial menggabungkan kata advertorial dan editorial. Istilah baru "iklan asli" telah diciptakan untuk membedakan konten advertorial dari iklan bergambar.
Ada beberapa bukti bahwa advertorial bisa lebih efektif daripada iklan bergambar tradisional, setidaknya di situs web dan di perangkat seluler. Advertorial, atau "iklan asli", menerima dua kali fokus visual dari iklan banner, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Nielsen. Artinya, pandangan mata konsumen lebih terfokus pada native ads daripada banner ads.
Sudah banyak publikasi yang sudah memberi tanda pada konten advertorial untuk menghindari salah kaprah dikalangan pembaca. Advertorial akan muncul di samping konten reguler publikasi atau sebagai pelengkap, tetapi dapat diberi label berupa "sponsored" atau "bagian iklan khusus". Beberapa publikasi mungkin tidak akan mencetak advertorial sama sekali.
Fakta Seputar Advertorial
Seperti iklan tradisional, ketika perusahaan menggunakan advertorial untuk mempromosikan produk atau layanan, mereka harus memastikan bahwa iklan tersebut memiliki tone dan konten yang tepat untuk audiens. Advertorial yang muncul di majalah keuangan atau situs berita sains akan memiliki tone yang berbeda dengan advertorial di majalah gosip selebriti.
Konten advertorial biasanya meniru gaya editorial publikasi dalam cara penulisan judul, jenis font yang digunakan, tata letak, dan ilustrasinya. Mereka sering menarik pembaca dengan menceritakan sebuah cerita yang mengacu pada masalah atau ketakutan pembaca dan kemudian menggambarkan bagaimana suatu produk atau layanan dapat memecahkan masalah tersebut. Advertorial dapat mendukung pernyataan dengan statistik, hasil tes, dan fakta yang relevan. Fakta yang tidak mendukung klaim mereka akan dihilangkan.
Advertorial sering diakhiri dengan ajakan bertindak yang memberi tahu pembaca bagaimana dan di mana membeli produk atau layanan tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Advertorial
Advertorial memungkinkan suatu brand untuk melibatkan target audiens mereka tanpa memberi tahu fakta bahwa mereka sedang melihat tayangan iklan berbayar. Karena orang secara alami akan curiga terhadap iklan, mereka mungkin lebih cenderung terlibat dengan salinan pemasaran jika iklan tersebut muncul dalam bentuk artikel atau video biasa. Tergantung pada produknya, iklan yang dirancang dengan baik dapat menghasilkan lebih banyak prospek bisnis dengan harga yang lebih rendah daripada iklan biasa.
Advertorial juga cenderung menarik lebih banyak pembaca daripada iklan biasa, terutama jika pembaca tersebut menggunakan software pemblokiran iklan. Setelah pembaca terlibat, advertorial juga dapat membahas lebih detail tentang keunggulan produk tertentu, yang tidak mungkin dilakukan pada banner ads biasa. Jika kontennya sangat kuat, mereka bahkan dapat membagikannya di media sosial.
Salah satu kelemahan utama dari pendekatan ini adalah, jika advertorial mendorong terlalu keras, hal itu dapat meninggalkan kesan negatif bagi pembaca terhadap brand dan tim publikasinya. Pernyataan yang salah atau berlebihan juga dapat mendiskreditkan brand tersebut. Jika sebuah majalah dianggap mengandalkan konten berbayar, majalah tersebut dapat 'menyesatkan' sebagian besar audiensnya, yang pada akhirnya akan kehilangan pembaca dan pengiklan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: