Hari-hari terakhir jelang pasukan Amerika Serikat (AS) berikut warganya angkat kaki total dari Afghanistan sinyalemen tak biasa terjadi. Bagaimana tidak, laporan di lapangan menunjukkan AS berkolaborasi dengan Taliban dan hal ini membuat banyak pihak terkejut. Termasuk di dalam negara AS sendiri.
Setelah hampir 20 tahun menjadi musuh bebuyutan, ihwal apa yang membuat AS dan Taliban kini saling bergayut?
Baca Juga: Menhan Amerika Bangga Negaranya Mainkan Peran Penting dalam Perang di Afghanistan
Pascaserangan ISIS-K pada Kamis pekan lalu, Taliban dilaporkan ikut mengawal properti dan evakuasi warga AS dan afiliasinya di Afghanistan khususnya di Kota Kabul. Serangan teroris itu menyebabkan belasan tentara AS dan sejumlah warga tewas.
Hal ini lantas membuat Presiden AS Joe Biden ingin segera menyelesaikan evakuasi dari negara itu per 31 Agustus 2021 meskipun sebenarnya terbuka ruang dilakukan perpanjangan.
Ancaman ISIS-K dan pentingnya keamanan bagi warga dan kepentingan AS membuat Biden mengambil langkah mengejutkan. Pada beberapa hari terakhir, evakuasi tentara dan warga AS serta pengecekan keamanan di Kabul dilakukan oleh pasukan Taliban, lawan mereka selama ini. Sontak realita tersebut menuai pertanyaan bahkan kecaman. Kritik meluas diarahkan terhadap Joe Biden.
Salah satunya dari Presiden Donald Trump yang merupakan mantan rival Biden di Pemilu lalu. Trump yang sebenarnya mengegolkan perjanjian damai dengan Taliban di Doha Qatar justru kini menganggap Taliban adalah pihak yang sangat tak bisa dipercaya.
Dia karena itu tak habis pikir mengapa Biden sampai menjadikan Taliban bak mitra mereka di Afghanistan sebagaimana dilansir Washington Post. Para politikus Republikan kini juga ramai mengkritik langkah Biden. Pun sejumlah politikus Demokrat negeri Abang Sam ada yang merasa tak puas.
Sementara Joe Biden menekankan bahwa alasan dia melakukannya bukan soal percaya atau tidak terhadap Taliban. Namun agar bisa mengevakuasi dan mengeluarkan warga AS dan sekutunya selamat dari Afghanistan.
Hal ini harus dilakukan karena penguasaan Taliban atas Afghanistan memang jelas meleset dari prediksi. Secara cepat, Taliban berkuasa di sana dan karena itu mau tidak mau AS harus berkomunikasi dengan kekuasaan yang ada.
"Mereka hanya menjalankan kepentingan mereka dan salah satunya adalah memastikan bahwa kita keluar dari sana sepenuhnya dan tepat waktu membawa sebanyak orang yang kita mau," kata Presiden AS Joe Biden mengenai tudingan kerja sama dengan Taliban itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: