Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aduh.. Duh.. Pemimpin Daerah Tak Respons Soal Penemuan Beras Pisang, Padahal Punya Peluang Lho..

Aduh.. Duh.. Pemimpin Daerah Tak Respons Soal Penemuan Beras Pisang, Padahal Punya Peluang Lho.. Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari Lumajang, Jatim terus mengembangan inovasi baru dalam mempertahankan sandang pangan salah satunya penemuan terbaru yaitu, beras, tepung, minuman dan makanan tiwul yang berbahan pisang jenis Berlin, Emas, Moseng, Triolin dan pisang kapok Bali.

Sebagai unit usaha miliik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI  Puslit Sukosari Lumajang terus melakukan penelitian serta mengedukasi para petani  berinovasi hasil panen berbagai komoditas tanaman khususnya pisang.

 Baca Juga: Jadi Pemain Bola Termahal, Sumber Cuan Lionel Messi Ternyata Juga Berasal dari Hotel Berbintang!

Manajer Penelitian Puslit Sukosari Lumajang, Nanik Tri Ismadi secara tegas mengatakan, upaya peningkatan dalam mempertahakan sandang pangan di masa pandemi Covid-19 perlu dilakukan. Hal ini kata Nanik sapaannya, untuk meningkatkan produkvitas serta meningkatkan perekonomian para petani dalam pengolahan hasil panennya.

Baca Juga: RNI Holding Luncurkan Beras Premium Rania

"Kami telah melakukan riset beberapa komoditas untuk dijadikan peluang bisnis serta mempertahankan sandang pangan selama ini. Di wilayah Lumajang , Jatim sebagai central pisang  terbesar di Indonesia. Untuk itu, kami mulai mengembangkan buah pisang sebagai komoditas unggulan dengan berinovasi yakni, menciptakan beras berbahan pisang  sebagai bahan pokok utama nantinya," ujar Nanik saat di temui Warta Ekonomi di Lumajang, Selasa (7/9/2021) sore kemarin.

Lebih lanjut Nanik menyebutkan, penumuan baru tersebut sudah dilakukan di lakukan sejak 2 tahun lalu ketika Covid-19 mulai melanda di Indonesia. Sementara dari hasil penelitian buah pisang memiliki kandungan  protein dan gizi cukup tinggi. Buah pisang memiliki serat 0,48 gram dan 2,05, gram. Sementara untuk  lemak 2,68 gram dan 2,44 gram dan persentase protein 7,39 gram dan 3,27 gram jika  di bandingkan beras pada umumnya.

"Beras ini sangat layak dikonsumsi bagi masyarakat luas. Beras pisang ini juga memiliki manfaat kesahatan dan kasiat cukup tinggi bagi penderita dieabet serta baik untuk pencernaan kita dan program diet," jelas Nanik.

Disinggung peran pemerintah daerah maupun pusat dari hasil penemuan langka ini ? Secara tegas Nanik mengungkapkan, selama hasil penemuannya belum ada respon yang baik. Untuk itu Nanik berharap, pemerintah daerah maupun pusat memberi dukungan penuh dengan hasil penemuan tersebut yang memiliki pontensi tinggi mulai dari segi perekonomian rakyat (petani), pertahanan sandang pangan serta peluang ekspor ke nagara lain.

"Tentunya, kami berharap soal itu (dukungan) dari pemerintah. Dengan adanya dukungan ini tentunya kami akan terus berinovasi serta menciptakan beberapa komoditas yang ada di daerah ini untuk dikembangkan," ungkap wanita ini.

Menanggapi hasil penemuan Puslit Sukosari Lumajang, Direktur PTPN XI, R. Tulus Panduwidjaja mengatakan, pihaknya terus melakukan transformasi teknologi yang sedang dilakukan PTPN XI yang merupakan bagian dari PTPN Group menyasar semua bidang mulai dari core bussines, proses bisnis hingga aktivitas penelitian pengembangan salah satunya yang dilakukan Puslit Sukosari, Lumajang. 

"Kami terus melakukan inovasi salah satunya adalah komoditas non tebu . Untuk itu, kami melakukan pengembangan produk pisang yang ditujukan sebagai alternatif pengganti makanan pokok untuk mendukung program pemerintah ketahanan pangan nasional. Diantaranya beras pisang, tiwul pisang dan tepung pisang dan kamipun membuka peluang bagi investor untuk bekerjasama dengan penemuan ini," jelas Tulus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: