Mengejutkan! Dunia Bereaksi saat Taliban Mengumumkan Pemerintahan Baru Afghanistan
Taliban telah mengumumkan pemerintahan sementara yang semuanya laki-laki yang diambil secara eksklusif dari eselon dalamnya. Salah satunya termasuk seorang pria di bawah sanksi PBB sebagai perdana menteri dan satu lagi dalam daftar "terorisme" Amerika Serikat sebagai menteri dalam negeri.
Nama-nama yang diumumkan untuk pemerintah baru pada Selasa (7/9/2021). Tepat tiga minggu setelah Taliban meraih kemenangan militer ketika pasukan asing pimpinan AS mundur, tidak memberikan tanda-tanda perdamaian kepada lawan-lawannya.
Baca Juga: Mengenal Mohammad Hasan Akhund, Kepala Pemerintahan Taliban yang Baru
Mullah Mohammad Hasan Akhund, seorang menteri senior selama pemerintahan brutal dan menindas Taliban pada 1990-an, diangkat sebagai perdana menteri sementara. Sementara salah satu pendiri kelompok itu Abdul Ghani Baradar, yang mengawasi penandatanganan perjanjian penarikan AS pada tahun 2020, ditunjuk sebagai wakil Perdana Menteri.
Diangkat ke posisi kunci menteri dalam negeri adalah Sirajuddin Haqqani, salah satu pendiri jaringan Haqqani, diklasifikasikan sebagai kelompok "teroris" oleh Washington. Dia adalah salah satu orang yang paling dicari FBI karena keterlibatannya dalam serangan bunuh diri dan hubungannya dengan al-Qaeda.
Berikut adalah bagaimana negara-negara dan kelompok-kelompok internasional bereaksi terhadap pengumuman tersebut, sebagaimana Al Jazeera melaporkan, Rabu (8/9/2021).
Amerika Serikat
AS mengatakan prihatin dengan "afiliasi dan rekam jejak" dari beberapa orang yang ditunjuk oleh Taliban untuk mengisi posisi teratas di pemerintahan baru Afghanistan.
“Kami mencatat daftar nama yang diumumkan secara eksklusif terdiri dari individu yang menjadi anggota Taliban atau rekan dekat mereka dan tidak ada wanita. Kami juga prihatin dengan afiliasi dan rekam jejak beberapa individu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri.
“Kami memahami bahwa Taliban telah menghadirkan ini sebagai kabinet sementara. Namun, kami akan menilai Taliban dengan tindakannya, bukan kata-katanya,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto