Apa Saja Sih Tren Percakapan di Twitter Tiga Tahun Belakang? Berikut Analisis TwitterTrends
TwitterTrends Indonesia kembali memaparkan tren-tren yang membentuk suatu percakapan di komunitas dalam kurun waktu tiga tahun belakang. Dalam laporan ini juga memberikan insight tentang apa yang orang pikirkan, yang penting bagi mereka, dan bagaimana brand dapat berpartisipasi dalam percakapan agar tetap relevan bagi audiens mereka di Twitter.
Laporan ini mencatat enam tren yang mendominasi percakapan di Indonesia, yaitu Wellbeing, Creator Culture, Everyday Wonder, One Planet, Tech Life, dan My Identity. Temuan ini dapat menjadi insight penting bagi brand untuk terhubung dengan audiens dan menjadikannya tetap top of mind.
Baca Juga: Jutaan Percakapan di Twitter Bentuk Trend Baru, Bisa Jadi Acuan Brand Terhubung dengan Audiens
Berikut ini adalah enam tren percakapan Twitter di Indonesia berdasarkan analisis percakapan tiga tahun terakhir:
1. Well-being
Orang Indonesia mendefinisikan kembali arti kesejahteraan, mulai dari menjaga kesehatan mental hingga memprioritaskan perawatan diri. Pertumbuhan percakapan seputar well-being mencapai (+17%) di Twitter.
Topik ini terus berkembang, dan tidak terbatas pada kesehatan atau menjaga kesehatan saja. Sub-pilar teratas yang muncul dari percakapan well-being adalah Embracing Self-Care (+23%) dan Mental Health Matters (+17%). Seiring dengan meningkatnya percakapan, orang Indonesia mencari dukungan, kepastian, saran dari anggota komunitas, serta saling menemukan kekuatan dengan berbagi pengalaman.
Insight bagi brand–Brand dapat pertimbangkan bagaimana caranya menghadirkan keseimbangan dan nilai positif bagi audiens. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menunjukkan apa arti kesejahteraan bagi brand dan menunjukkan bagaimana brand memprioritaskan kesejahteraan karyawan mereka. #olahraga, #sehat, #musik, #psikologi, #worldmentalhealthday, dan #kesehatanmental adalah beberapa tagar populer yang dapat digunakan brand untuk memulai atau bergabung dalam percakapan.
2. Creator Culture
Dengan lebih banyak waktu dihabiskan di rumah, kreativitas orang Indonesia mencetak generasi baru wirausahawan, kreator konten, serta orang-orang yang ingin membuat perbedaan demi mencapai tujuan bersama (everyday makers). Melalui Twitter, orang-orang mengejar apa yang menjadi minat, mengasah keterampilan, saling menginspirasi, serta membentuk komunitas sesuai bakat dan ketertarikan.
Terdapat pertumbuhan percakapan sebesar 33% seputar kreator konten. Aspiring Makers (+34%), Conscious Creator (+29%), dan Creativity at Home (+50%) adalah sub-pilar dari tren Creator Culture. Setiap harinya, orang memiliki kebutuhan untuk menyalurkan kreativitas–dan beralih ke Twitter untuk mengekspresikan diri.
Insight bagi brand–Meningkatkan kreativitas dapat dilakukan dengan saling berbagi cara dan inspirasi serta libatkan kreator konten untuk mewakili komunitas mereka. Brand perlu menemukan cara terbaik untuk terhubung dengan komunitas yang sesuai dengan minat mereka. #diy, #tutorial, #sharing, #impact, dan #karyaorisinil adalah beberapa tagar populer yang dapat digunakan brand untuk memulai atau bergabung dalam percakapan.
3. Everyday Wonder
Orang Indonesia selalu tertarik pada fenomena di keseharian (everyday wonder), mulai dari dunia supranatural, astrologi, sampai cerita rakyat. Pengguna Twitter membicarakan topik-topik ini dan saling berbagi hiburan dengan komunitas mereka. Percakapan ini meningkat sebesar 19%. Imaginative Escapism (+30%), Acting on Astrology (+33%), serta Wisdom of Myth and Folklore (+20%) menjadi sub pilar teratas dalam tren ini.
Insight bagi brand–Di saat yang penuh tantangan seperti sekarang ini, brand dapat menghibur audiens mereka dengan konten humor, fantasi, atau optimisme. Dengan everyday wonder, brand dapat membicarakan produk dan layanan mereka dengan percakapan ringan. Brand dapat menggunakan tagar-tagar populer seperti #anime, #digitalart, #Ramalanzodiak,#threadhorror untuk memulai atau bergabung dalam percakapan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: