Pada dasarnya, propaganda adalah informasi yang bias atau menyesatkan yang diedarkan melalui beberapa bentuk media massa dengan maksud untuk mempromosikan agenda atau sudut pandang tertentu.
Propaganda sengaja dibuat tidak objektif mungkin dan biasanya merupakan bagian dari kampanye psikologis yang lebih besar untuk memengaruhi orang ke arah opini tertentu. Teknik ini melibatkan penyampaian informasi yang tidak benar benar secara langsung dan melakukan sensor yang lebih halus.
Penggunaan Propaganda di Luar Konteks Perang
Propaganda tidak hanya selalu digunakan oleh negara atau lembaga terkait. Korporasi, organisasi nirlaba, dan kampanye politik menggunakan teknik yang sangat mirip dengan propaganda untuk memengaruhi harga saham atau kondisi pasar, atau dengan tujuan untuk mensahkan undang-undang, atau untuk membuat kandidat lawan terlihat buruk.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Kampanye dan Propaganda
Teknik ini bisa dilakukan dengan menyebarkan desas-desus tentang perusahaan kompetitor atau dengan mengungkapkan beberapa kekurangan dari pesaingnya.
Teknik Persuasi dalam Propaganda
1. Menggunakan buzz words. Kata-kata yang populer di kalangan konsumen dan biasanya memiliki arti yang positif, atau perasaan yang baik. Misalnya penggunaan frasa seperti murni, alami, banyak orang sudah percaya, dan nilai-nilai lainnya yang digunakan dalam iklan.
2. Menawarkan kelebihan dari produk tersebut. Informasi yang memberikan detail, informasi ilmiah, atau teknis yang terdengar mengesankan. Sebagai contoh, iklan smartphone terbaru akan mengacu pada spesifikasi yang dimiliki, seperti RAM dan Resolusi 1152 x 864 megapiksel.
3. Melakukan testimoni dari para ahli. Seseorang yang memang ahli di bidang tersebut memberitahu konsumen untuk membelinya. Sebagai contoh, tiga dari lima dokter merekomendasikan merek obat batuk A. Pengiklan sering tidak memberi tahu berapa banyak atau sedikit dokter yang telah dihubungi, apakah dokter tersebut memenuhi syarat untuk menilai produk obat-obatan dan apakah para dokter tersebut dibayar untuk mendukung produk tersebut atau tidak.
Dampak Positif dan Negatif Propaganda
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: