Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Secara Global, Prospek Perbankan Syariah di Indonesia Miliki Potensi Besar

Secara Global, Prospek Perbankan Syariah di Indonesia Miliki Potensi Besar Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi, mengungkapkan bahwa perbankan syariah di Indonesia menjadi salah satu peluang paling menarik secara global.

"Industri perbankan di Indonesia memberikan pertumbuhan dan return aset tertinggi di antara negara besar di dunia," ujarnya dalam dalam webinar yang diselenggarakan Datacore bertema "Strategi Penyelamatan Perusahaan di Masa Pandemi Covid-19", Selasa (21/9/2021).

Baca Juga: BSI Kembali Serahkan Lahan Kompesasi, Catat Nih Luasnya, Luas Banget!

Berdasarkan data tahun 2015-2019 dalam daftar negara-negara yang tergabung dalam G20, Indonesia menempati peringkat pertama dalam pertumbuhan aset perbankan sebesar 10 persen. Disusul Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Kanada, dan Korea Selatan yang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 9 persen.

Adapun negara-negara seperti Inggris dan Argentia dalam kurun waktu 5 tahun mengalami pertumbuhan aset perbankan yang stagnan, yakni sebesar 0 persen, sedangkan Turki justru mengalami defisit sebesar minus 2 persen.

"Dari sisi Return of Asset (RoA), Indonesia paling tinggi," katanya.

Hery mengatakan, saat ini minat masyarakat terhadap perbankan syariah makin kuat. Berdasarkan Compound Annual Growth Rate (CARG) dana pihak ketiga, perbankan syariah mengalami kenaikan dalam 5 tahun terakhir, yakni sebesar 13,8 persen. Jumlah tersebut mengungguli dari capaian bank konvensional yang hanya sebesar 7,8 persen.

Penduduk Indonesia dengan populasi terbesar muslim juga menjadi potensi. Sebab, saat ini jumlah penduduk muslim sebanyak 229 juta atau setara dengan 87,2 persen total penduduk keseluruhan. Jumlah penduduk tersebut mengungguli jumlah penduduk muslim Pakistan sebanyak 200,4 juta atau setara 96,5 persen dan penduduk muslim India sebanyak 195 juta atau setara 14,2 persen.

Selain itu, Indonesia memiliki potensi industri halal yang mencapai Rp4.375 triliun. Jumlah tersebut spesifikasinya terdiri dari industri makanan dan minuman halal sebesar Rp2.088 triliun, industri aset keuangan syariah sebesar Rp1.438 triliun, industri media dan rekreasi halal sebesar Rp319 triliun, industri fesyen muslim sebesar Rp232 triliun, industri pariwisata ramah muslim sebesar Rp162 triliun, industri farmasi halal sebesar Rp78,3 triliun, dan industri kosmetik halal sebesar Rp58 triliun.

"Sayangnya, di sisi lain penetrasi keuangan syariah dibandingkan GDP kita masih rendah, yakni 3 persen jauh dibandingkan negara lain seperti negara tetangga sebesar 53 persen. Iran justru melebihi target GDP-nya yang mencapai 110 persen," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: