Kisah Orang Terkaya: Nicky Oppenheimer, Taipan Berlian yang Jadi Orang Terkaya di Afrika Selatan
Taipan berlian asal Afrika Selatan, Nicky Oppenheimer adalah salah satu orang terkaya di dunia. Ia adalah miliarder yang lahir pada 8 Juni 1945 dan mantan ketua perusahaan pertambangan berlian De Beers dan anak perusahaannya, Diamond Trading Company. Nicky juga merupakan mantan wakil ketua Anglo American.
Selama 85 tahun hingga 2012, keluarga Oppenheimer menduduki tempat pengendali dalam perdagangan berlian dunia. Selain itu, Nicky Oppenheimer adalah pewaris kekayaan ayahnya. Dia menjual 40% saham De Beers ke Anglo American seharga USD5,1 miliar (Rp72,66 triliun) tunai pada tahun 2012.
Pada tahun 2018, Nicky terdaftar di Sunday Times Rich List sebagai orang terkaya ke-23 di Inggris Raya. Ia juga masuk dalam daftar orang kaya Forbes 2021 dengan kekayaan yang dilaporkan mencapai USD7,9 miliar (Rp112 triliun).
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Shahid Khan, Mantan Tukang Cuci Piring yang Sukses Jadi Miliarder di AS
Nicky adalah cucu dari Ernest Oppenheimer, pendiri awal Anglo American. Ayah Nicky adalah keturunan Yahudi Jerman. Dia bersekolah di Harrow School dan Christ Church, Oxford dengan mempelajari Filsafat, Politik, dan Ekonomi hingga mendapatkan gelar MA Oxford.
Pada tahun 1968, Oppenheimer bergabung dengan Anglo American dan menjadi direktur pada tahun 1974. Dia kemudian menjadi wakil ketua pada tahun 1983. Pada tahun 1984, Nicky diangkat sebagai wakil ketua Central Selling Organization yang sekarang dikenal sebagai Diamond Trading Company. setelah itu, ia diangkat sebagai Wakil Ketua De Beers Consolidated Mines pada tahun 1985.
Sebagai generasi ketiga dari keluarganya yang menjalankan DeBeers, ia menjadikan perusahaan itu sebagai perusahaan swasta pada tahun 2001.
Dia mengundurkan diri sebagai direktur non-eksekutif hingga tahun 2011. Pada tahun yang sama, ia diangkat sebagai ketua perusahaan Diamond Trading. Antara tahun 1998 hingga 2012, ia menjadi Ketua De Beers Group. Selanjutnya, Nicky pensiun dari De Beers ketika saham keluarga dijual ke Anglo American.
Hingga kini, ia memiliki setidaknya 720 mil persegi lahan konservasi di Afrika Selatan, Botswana, dan Zimbabwe.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: