Pendiri Evergrande, Hui Ka Yan Bakal Tetap Jadi Miliuner Meski Perusahaannya Bangkrut karena Utang
“Seringkali dalam kasus seperti ini, pemberi pinjaman akan meminta jaminan dari pemegang saham utama. Itu tidak akan mengejutkan untuk menemukan bahwa ada semacam pengaturan di mana pemegang saham akan berada di ujung tombak.” lanjutnya.
Evergrande didirikan 25 tahun yang lalu di Guangzhou, dan telah menjadi pengembang properti terbesar kedua di China berdasarkan penjualan. Namun, di bawah kepemimpinan Hui, tetap ada kekhawatiran tentang utang yang membengkak dan ketidakmampuan untuk melakukan pembayaran bunga. Hal ini telah menyebabkan sahamnya menurun tajam tahun ini.
Bahkan, Evergrande masih berutang sekitar 1,6 juta apartemen yang belum selesai kepada pembeli yang sudah membayar uang muka.
Hui yang kini berusia 63 tahun tumbuh dari keluarga miskin dan belajar di Universitas Sains dan Teknologi Wuhan. Setelahnya, ia bekerja sebagai teknisi di sebuah pabrik baja selama satu dekade sejak tahun 1982, lalu meluncurkan Evergrande dengan membeli properti dengan harga murah.
Kekayaannya memuncak pada 2019 mencapai USD36,2 miliar (Rp515 triliun). Nilai sahamnya telah jatuh dari lebih dari USD20 miliar menjadi USD3,5 miliar, tetapi meski nilainya nol, dividennya saja masih akan membuatnya menjadi salah satu dari 100 orang terkaya di China.
Lebih parahnya lagi, New York Times melaporkan bahwa Evergrande meminta pinjaman dari puluhan ribu karyawannya untuk mengumpulkan uang awal tahun ini. Mereka menahan bonus karyawan jika karyawan menolak.
Hingga kini, juru bicara Evergrande tidak menjawab permintaan komentar tentang pembayaran dividen kepada Hui.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: