Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rights Issue Rp29 Triliun BBRI berasal dari Foreign Buy, Dirut BRI Ungkap Kiat Suksesnya

Rights Issue Rp29 Triliun BBRI berasal dari Foreign Buy, Dirut BRI Ungkap Kiat Suksesnya Kredit Foto: BRI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kesuksesan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggelar rights issue dengan nominal terbesar di Asia Tenggara, ketiga se-Asia dan menjadi nomor 7 secara global telah membuktikan kepercayaan dunia terhadap Indonesia. Dari total dana tunai yang diperoleh dari investor publik, US$ 2 miliar atau sekitar Rp29 triliun diantaranya berasal dari investor asing, yang menaruh kepercayaannya kepada BRI.

Direktur Utama BRI Sunarso merinci total nilai rights issue perseroan adalah Rp95,9 triliun, yang sebesar Rp55 triliun di antaranya berupa non cash karena berbentuk inbreng saham pemerintah di PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Selebihnya, 41 triliun adalah dana tunai dari investor.

Baca Juga: Rights Issue BBRI Topang Pembentukan Holding BUMN UMi, Perkuat Ekosistem Usaha Ultra Mikro

“Dan lebih menggembirakan lagi bahwa lebih dari 70% dari total Rp41 triliun itu atau sekitar US$ 2 miliar USD (sekitar Rp29 triliun) merupakan dana dari investor asing yang akan memperkuat devisa kita juga. Rights issue BRI ini pun mengalami oversubscribe sampai 1,53% dari total 28,2 miliar lembar saham yang di-terbitkan,” ujarnya.

Terkait kesuksesan tersebut, Sunarso mengatakan kiatnya adalah kejelasan visi dan strategi BRI ke depan dengan value proposition dari rights issue, yaitu penguatan ekosistem usaha ultra mikro nasional bersama PNM dan Pegadaian melalui Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) sebagai sumber pertumbuhan baru bagi perseroan.

Dia menegaskan bahwa hal itu mencerminkan komitmen BRI dalam memperkuat core competency di segmen mikro dan UKM secara umum. Dengan menyasar segmen ultra mikro, BRI siap masuk ke segmen bisnis yang lebih kecil dari mikro atau go smaller namun dengan potensi ekonomi yang sangat besar.

Holding BUMN Ultra Mikro yang dibiayai hasil rights issue juga akan berkontribusi terhadap konsep-konsep pembangunan yang berdasarkan Environmental, Social, dan Governance (ESG). Di mana melalui pemberdayaan pelaku usaha ultra mikro akan meningkatkan kapabilitas usaha di segmen ini, selain juga peningkatan literasi dan inklusi keuangan. 

Selain itu, lanjut Sunarso, keberhasilan aksi korporasi tersebut pun tak terlepas dari komitmen tinggi dari para stakeholders terutama pemerintah Indonesia dan regulator untuk mendukung terbentuknya Holding BUMN UMi. 

“Saya kira ini yang diapresiasi oleh investor publik dengan baik. Dan ini merupakan spirit bahwa sebenarnya struktur ataupun pilar ekonomi Indonesia memang masih mayoritas didukung oleh segmen yang kecil-kecil, terutama di UMKM, dan terutama lagi di ultra mikro yang masih banyak yang harus kita layani,” ujarnya.

Terkait potensi bisnis yang besar di ekosistem usaha UMi tersebut data Kementerian Koperasi dan UKM menyebut pada 2019 dari 65 juta usaha mikro atau 98,67% dari total usaha di Indonesia, terdapat sekitar 58 juta usaha ultra mikro di dalamnya. Namun hanya sekitar 20 juta usaha ultra mikro saja yang telah memperoleh akses pendanaan dari sumber formal seperti bank, BPR, perusahaan gadai, koperasi, maupun lembaga keuangan lainnya. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: