Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Singapura Gak Lagi Tes PCR Orang Sehat, Inilah 7 Cara Sulap Kehidupan Jadi Normal Baru

Singapura Gak Lagi Tes PCR Orang Sehat, Inilah 7 Cara Sulap Kehidupan Jadi Normal Baru Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. | Kredit Foto: Reuters/Evelyn Hockstein

Di bawah protokol baru, yang berlaku untuk kontak dari semua tingkat risiko, orang harus segera mengisolasi diri dan melakukan tes cepat antigen, begitu menerima peringatan risiko kesehatan.

Jika hasil tes negatif, orang tersebut dapat melanjutkan aktivitas normal sepanjang hari, setelah mengunggah hasilnya secara online. Ini diulang setiap hari selama total tujuh hari.

Baca Juga: Jokowi Disanjung Profesor Singapura, Said Didu Gak Terima, Ada yang Paling Hebat Katanya...

Mereka dapat keluar dari isolasi diri pada hari ketujuh, jika hasil tes terus negatif.

3. Tes PCR hanya untuk orang yang tidak sehat

Di bawah protokol kesehatan baru Singapura, tes PCR hanya ditujukan untuk orang-orang yang merasa tidak sehat, dan bergejala.

Gejala ringan meliputi demam, batuk, kelelahan, kehilangan rasa atau bau baru, sakit tenggorokan, pilek, nyeri otot, diare, mual atau muntah.

Sedangkan gejala parah, antara lain berupa sesak napas, nyeri dada atau mengalami rasa tertekan, dan tidak bisa bicara atau gerakan.

Sementara tes antigen akan digunakan untuk orang yang merasa sehat, seperti untuk tes massal dan kontak kasus Covid-19. Tujuannya, agar dapat mendeteksi infeksi dan memberlakukan isolasi diri sejak dini.

Untuk mendukung tes mandiri yang lebih teratur, setiap rumah tangga akan menerima 10 kit tes antigen dalam putaran distribusi melalui SingPost, mulai 22 Oktober hingga 7 Desember

4. Isolasi mandiri di rumah

Untuk kasus orang yang tidak divaksinasi dalam kelompok usia 12-49 tahun, serta anak-anak berusia 5-11 tahun, disarankan menjalani isolasi mandiri di rumah bila terinfeksi. Karena derajat keparahannya, diyakini rendah. 

Kelompok lansia umur 70-79 tahun juga diyakini dapat menjalani isolasi mandiri di rumah. 

Ini berarti, pemulihan di rumah akan segera berlaku bagi semua orang, kecuali kelompok orang berusia 50 tahun ke atas, yang baru 1 kali vaksin atau tidak divaksinasi; kelompok orang yang telah divaksin dan berusia 80 tahun ke atas; bayi berusia kurang dari 1 tahun; dan balita berusia 1-4 tahun yang secara klinis tidak cocok untuk pemulihan di rumah

Orang-orang yang menjalani pemulihan di rumah, tidak peelu tes lanjutan bila selesai isolasi mandiri.

Masa isolasi akan berakhir setelah 10 hari untuk orang yang divaksinasi dan anak-anak berusia 12 tahun ke bawah, dan 14 hari untuk orang yang tidak divaksinasi di atas 12 tahun.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: