Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengukur Pidato Tsai Ing-wen yang Disebut Picu Perang Dunia Ketiga dengan China

Mengukur Pidato Tsai Ing-wen yang Disebut Picu Perang Dunia Ketiga dengan China Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Taipei -

China mengecam pidato Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pemerintahnya tidak akan tunduk pada tekanan dari Beijing.

Dalam pidato pada  hari nasional Taiwan, Tsai juga mengatakan Taiwan akan terus memperkuat pertahanan pulau itu untuk melindungi cara hidup demokratisnya.

Baca Juga: Paling Vokal Bikin China Kelojotan, 3 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Tsai Ing-wen

Kantor Urusan Taiwan China mengatakan pada Minggu (10/10/2021) bahwa pidato Tsai menghasut konfrontasi dan memutarbalikkan fakta.

China menambahkan bahwa upaya Taiwan mencari kemerdekaan akan  menutup pintu untuk dialog. Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri.

Kata-kata keras Tsai pada Minggu (10/10/2021) itu muncul sehari setelah Presiden China Xi Jinping berjanji sekali lagi untuk mewujudkan “penyatuan kembali secara damai” dengan wilayah yang memiliki pemerintahan sendiri.

“Tidak seorang pun boleh meremehkan tekad, kemauan, dan kemampuan kuat rakyat Tiongkok untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial,” kata Xi Jinping.

Berbicara pada hari Minggu, Tsai mengatakan Taiwan akan terus memperkuat pertahanannya untuk memastikan tidak ada yang bisa memaksa pulau itu untuk menerima jalan yang telah ditetapkan China.

Taiwan telah berada di bawah tekanan militer dan politik yang meningkat untuk menerima pemerintahan Beijing, termasuk serangan berulang kali angkatan udara China ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Dikenal secara resmi sebagai Republik Tiongkok (ROC), Taiwan adalah pulau yang perintah secara demokratis dan terletak sekitar 161km (100 mil) di lepas pantai daratan Tiongkok.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah nasionalnya, meskipun pulau itu telah memiliki pemerintahan sendiri sejak memisahkan diri dari daratan komunis yang diperintah pada tahun 1949 setelah perang saudara yang panjang.

Presiden Tsai yang berusia 65 tahun dianggap sebagai separatis oleh Beijing karena penolakannya untuk mengakui bahwa Taiwan adalah bagian dari "satu China".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: