Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Orang Terkaya: Giorgio Armani, Miliarder Fashion Design dengan Otak Bisnis nan Cemerlang

Kisah Orang Terkaya: Giorgio Armani, Miliarder Fashion Design dengan Otak Bisnis nan Cemerlang Giorgio Armani, miliarder fashion design. | Kredit Foto: REUTERS/Benoit Tessier

Pada tahun 1985, Armani menderita kerugian pribadi dan profesional yang besar, serta kehilangan teman saat Galeotti meninggal karena AIDS. Sementara itu, beberapa orang berpikir bahwa bisnis mungkin akan menderita setelah kematian Galeotti, Armani pun menunjukkan kepada dunia bahwa dia sama berbakatnya sebagai seorang eksekutif seperti halnya dia sebagai seorang desainer.

Pada tahun 1989, Armani memperluas operasinya dengan membuka restoran pertamanya. Dia juga membeli produsen pakaian Simint S.p.A. dan saham di bisnis lain. Bahkan masalah hukum pun tidak bisa memperlambat momentum Armani. Dia hanya menerima hukuman percobaan pada tahun 1996 setelah mengaku bersalah menyuap pejabat pajak Italia pada tahun 1989 dan 1990.

Pada akhir 1990-an, Armani memiliki lebih dari 200 toko di seluruh dunia dan penjualan tahunan sekitar USD2 miliar. Perusahaannya terus menambah penawaran produknya, berekspansi ke pasar barang-barang rumah tangga dan penerbitan buku.

Pada tahun 2005 Armani memulai debutnya lini haute couture pertamanya. Dia meluncurkan usaha kelas atas ini karena dia menyukai tantangan.

"Pikirkan betapa membebaskannya bagi seorang desainer untuk membuat satu gaun, dengan sempurna, untuk memuaskan hanya satu pelanggan," katanya kepada majalah In Style.

Saat ini, merek Armani dapat ditemukan di department store besar di seluruh dunia bersama dengan 500 toko ritel eksklusif. Kini, bisnis hotel pun ia jajaki, tampaknya Armani hampir memanfaatkan setiap peluang desain yang tersedia dalam karirnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: