Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disimak, Bekas Petinggi Mossad Kuak Kondisi Nuklir Iran Saat Ini

Disimak, Bekas Petinggi Mossad Kuak Kondisi Nuklir Iran Saat Ini Kredit Foto: Instagram/State of Israel
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Eks petinggi Mossad Yossi Cohen kembali mengeluarkan pernyataan mengenai nuklir di Iran yang dikatakannya tidak memiliki kemajuan.  

Bicara pada Konferensi Diplomatik Jerusalem Post pada hari Selasa (12/10/2021), Cohen menyebut ada penentangan yang lebih besar terhadap program Iran saat ini dibandingkan pada masa lalu. 

Baca Juga: Menlu Israel Terpaksa Terbang ke Amerika Hanya untuk Bahas Nuklir Iran, Semakin Ciut?

"Saya pikir Iran, sampai hari ini, bahkan tidak dekat untuk memperoleh senjata nuklir .... Ini karena upaya lama oleh beberapa kekuatan di dunia," kata Cohen.

Cohen mengatakan posisi Iran juga lebih lemah, karena kurangnya dukungan asing untuk apa yang negara itu lakukan saat ini terkait nuklir mereka. 

“Jika Iran mengembangkan senjata nuklir, Israel harus dapat menghentikannya sendiri,” kata Cohen.

Mengenai pertanyaan apakah tindakan tersebut melibatkan bom penghancur bunker, COhen pun memberi jawaban tegas. 

“Kita harus mengembangkan kemampuan untuk memungkinkan kita benar-benar mandiri, melakukan apa yang telah dilakukan Israel dua kali sebelumnya – mengebom reaktor nuklir di Suriah dan Irak," katanya.

Cohen juga menyoroti Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, sebagaimana kesepakatan nuklir Iran 2015, adalah hal yang keliru. 

“Dalam JCPOA, C berarti komprehensif. Itu tidak komprehensif; itu harus komprehensif,” katanya.

Dia mengatakan bahwa kesepakatan itu harus diperbaharui sepenuhnya - tidak hanya dalam satu subjek yang berbeda, tetapi sepenuhnya agar efektif.

“Jika tidak, Iran akan terus memiliki kemampuan yang dimilikinya saat ini, atau bahkan lebih tinggi.”

Cohen menyebut Mossad, di bawah kepemimpinannya, menyelundupkan seluruh arsip nuklir dari Iran ke Israel pada 2018.

Arsip itu merujuk pada tiga situs nuklir yang sebelumnya tidak diketahui di Republik Islam itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: