Pada Awal Agustus 2021, Perdana Menteri India, Narendra Modi mengumumkan inisiatif nasional baru untuk memproduksi minyak sawit dalam negeri. Skim ini disebut dengan National Edible Oil Mission-Oil Palm (NMEO-OP) dengan nilai investasi lebih dari 110 miliar Rupee.
Merujuk sumber informasi pemerintah, salah satu tujuan utama dari langkah ini yakni untuk mengelola harga minyak nabati domestik yang kerap ditentukan oleh harga impor minyak sawit yang mahal.
Baca Juga: Kolaborasi Apik Stakeholders Nasional Hasilkan Batik Sawit Nusantara
Melalui skim tersebut, pemerintah India berharap dapat mendorong produksi minyak sawit dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor. Selain itu juga membantu petani mendapatkan keuntungan besar dari pasar.
Dikutip, Indiatoday, pemerintah pusat India berencana meningkatkan produksi minyak sawit dalam negeri tiga kali lipat menjadi 1,1 juta ton pada tahun 2025 – 2026. Target ini akan melibatkan peningkatan area budidaya kelapa sawit menjadi 1 juta hektar pada 2025 – 2026 dan 1,67 juta hektar pada 2029 – 2030.
Penekanan khusus dari skema ini akan berada di negara bagian timur laut India dan Kepulauan Andaman dan Nicobar. Wilayah ini dipilih karena kondisi cuaca yang kondusif dan sesuai dengan syarat tumbuh kelapa sawit. Di bawah skema tersebut, petani kelapa sawit akan diberikan bantuan keuangan dan akan mendapatkan remunerasi dengan formula harga dan kelayakan.
Minyak sawit saat ini merupakan minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Konsumen utama komoditas tersebut adalah India, Cina, dan Uni Eropa. Minyak sawit digunakan secara luas dalam produksi deterjen, plastik, kosmetik, dan biofuel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: