Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Target Nol Emisi Perlu Selaras dengan Menurunnya Penggunaan Batubara

Target Nol Emisi Perlu Selaras dengan Menurunnya Penggunaan Batubara Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Staf Pengajar Sekolah Bisnis Manajemen ITB Widhyawan Prawiratmadja mengatakan berdasarkan analisis International Energy Agency (IEA) yang menyebutkan target nol emisi dapat dicapai pada 2050. Salah satu skenario yang harus dilakukan adalah dengan mengurangi energi primer yang berasal dari energi fosil batubara.

“Kalau ada perannya secara produksi digunakan untuk pembangkitan energi yang digunakan untuk mengeliminiasi emisi karbonnya dengan menggunakan teknologi carbon capture storage sisi karbon yang digunakan,” ujarnya dalam webinar Dialog on The Role: of Coal in Responding the Challenge of Energy Transition of Indonesia, Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Profil Crazy Rich Kalimantan Selatan Haji Isam, Pengusaha Batubara yang Kantongi Rp40 M Tiap Bulan

Widhyawan menuturkan saat ini terdapat sejumlah skenario yang mensimulasikan penggunaan batubara yang terus mengecil di sektor ketenagalistrikan. Sebab, skenario yang dilakukan untuk pembangkit memiliki masa waktu secara ekonomi yang sudah dirancang sejak awal. Karena itu, sebelum keekonomiannya tersebut berhenti diperlukan kompensasi untuk mengatasi masalah ekonomi.

“Batubara kan tidak hanya untuk membakar bahan baku tapi juga dieksplorasikan, ditransportasikan, dan diproduksi akan menghasilkan jejak karbon dan membawa emisi karbon. Paling besar saat batubara digunakan untuk membangkitkan turbin di pembangkit tenaga listrik,” paparnya.

Dia menambahkan di Indonesia saat ini data produksi dan konsumsi batubara domestik dalam negeri pada 2018-2019 terus mengalami peningkatan. Meski kemudian pada tahun 2020 mengalami penurunan produksi. Konsumsi batubara domestik saat ini mencapai 120-130 juta ton.

Besarnya potensi cadangan batubara Indonesia, ke depan akan ditentukan oleh negara-negara tujuan ekspor yang selama ini juga menggunakan batubara. Di sisi lain dalam konteks Indonesia, sektor batubara tidak hanya sekadar menjadi sumber tenaga listrik, melainkan juga menjadi sumber pendapatan ekonomi secara nasional maupun secara daerah.

Widhyawan mengatakan selama ini neraca perdagangan ditopang oleh ekspor batubara dan kelapa sawit sebagai sektor komoditas non migas. Sedangkan sektor migas mengalami defisit. Sehingga Indonesia akan mengalami kesulitan di tengah besarnya peran dua komoditas non migas tersebut.

“Jadi tidak mudah bagi Indonesia, begitu peran batubara berkurang ada beberapa peluang beban ekonomi nasional,” pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: