Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nah Loh! Anies Baswedan Kena Omel Orang PDIP: Jangan Buat Masyarakat Makin Pusing

Nah Loh! Anies Baswedan Kena Omel Orang PDIP: Jangan Buat Masyarakat Makin Pusing Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, menyayangkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengatakan bahwa banjir di Jakarta tak sekadar surut secara alami melalui gravitasi, melainkan karena penyedotan air dilakukan terus-menerus.

Kenneth menilai apa yang dikatakan Anies itu adalah narasi yang tidak jelas maknanya dan membingungkan warga Jakarta. Karena itu, ia meminta Anies membuktikannya lewat bekerja, bukan kata-kata.

Baca Juga: Anies Ngaku Banjir DKI Sehari Langsung Surut, Kok Kampung Pala Jaktim Sudah 5 Hari Terendam?

"Kalau membuat narasi jangan pakai bahasa yang nyeleneh-lah, jangan buat masyarakat makin pusing dengan bahasa Anda yang tidak jelas. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana Anda bekerja hingga tidak ada banjir apalagi genangan di Jakarta," ujar Kenneth dalam keterangannya, Selasa (2/11/2021).

Kenneth mengatakan, Anies sejauh ini hanya mengandalkan pompa-pompa mobile yang tersebar di titik-titik rawan untuk menangani banjir. Padahal, ia menilai cara ini tidak benar-benar ampuh, khususnya di ibu kota.

Misalnya, kata Kenneth, jika terjadi fenomena hujan ekstrem seperti di awal tahun 2020 dengan intensitas mencapai 377 mm, kondisi itu akan membuat sebagian daerah ibu kota terendam karena drainase Jakarta hanya mampu menampung 100-150 mm per hari.

"Kalau cuma mengandalkan pompa mobile, terus kalau kondisi debit air kalinya tinggi, mau dibuang ke mana airnya? Kalau Pak Anies tidak menguasai substansi, tolonglah jangan sembarangan bicara, pernyataan Anda hanya akan membuat masyarakat jadi resah," katanya.

Ia meminta Anies melakukan inovasi baru dalam menyiasatinya. Program Pemprov DKI yang digadang-gadang seperti Grebek Lumpur di sungai dan waduk yang dikerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) itu bukanlah suatu hal yang baru untuk penanganan banjir.

"Pengerukan lumpur itu memang seharusnya menjadi kegiatan rutin yang harus dilakukan, jadi tidak perlu menunggu sampai musim penghujan," jelasnya.

Dalam penanganan banjir, Kenneth menyebut Anies tidak bisa hanya fokus pada penanganan banjir di Jakarta saja, tetapi koordinasikan dengan daerah-daerah penyangga seperti Bekasi, Bogor, dan Tangerang.

"Pak Anies harus berpikir out of the box untuk penanganan banjir dan mengoordinasikan dengan daerah-daerah penyangga. Jadi jangan nanti setelah kejadian (banjir), baru mencari kambing hitam. Biasakan sedia payung sebelum hujan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: