Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengulik Strategi Perusahaan Kekinian Agar Jadi Incaran Jobseeker

Mengulik Strategi Perusahaan Kekinian Agar Jadi Incaran Jobseeker Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan teknologi seperti Google, Gojek, dan Tokopedia menjadi perusahaan incaran untuk bekerja dalam beberapa tahun terakhir. Selain karena tengah berkembangnya bisnis digital, budaya organisasi serta benefit yang ditawarkan perusahaan memiliki daya tarik tersendiri.

Group Chief Operating Officer Venteny Damar Raditya, perusahaan-perusahaan tersebut punya strategi tersendiri dalam menerapkan budaya organisasi. Pertama, menentukan nilai-nilai yang jelas untuk seluruh karyawan. Nilai-nilai tersebut dapat berupa kebijakan yang bersifat wajib, atau kebiasaan yang pada akhirnya membentuk budaya di lingkungan kerja. Misalnya, Tokopedia memiliki nilai yang disebut ‘3 DNA’ bagi seluruh karyawannya, yaitu focus on consumer, growth mindset, dan make it happen make it better. Agar tidak sekedar menjadi jargon, perusahaan harus memastikan karyawan mengerti makna di balik nilai-nilai tersebut serta kaitannya dengan tujuan perusahaan.

Kedua, memahami kebutuhan dan keinginan karyawan sebagai bagian dari motivasi bekerja. Bentuknya mulai dari memberikan gaji dan tunjangan yang sepadan dengan tanggung jawab, menyediakan fasilitas-fasilitas utama hingga penunjang gaya hidup, serta pengelolaan jam kerja guna mendorong terwujudnya work life balance. Kehadiran perusahaan dalam pemenuhan hal-hal tersebut mampu memotivasi karyawan untuk mengerahkan potensi terbaiknya bagi perusahaan.

Baca Juga: Perusahaan Teknologi Ciputra Group Investasi Besar-besaran ke Sayurbox

Ketiga, peran perusahaan dalam menciptakan employee happiness kepada karyawan. Google misalnya, mereka meyakini kreativitas dan produktivitas individu lahir dari lingkungan kerja yang menyenangkan. Untuk itu, Google memilih menyediakan perks atau fasilitas ekstra yang bisa dinikmati karyawan sehari-hari seperti ruang istirahat, makan gratis, dan permainan di kantor, dibandingkan mengadakan kegiatan rekreasi (outing) karyawan.

“Adanya budaya progresif tersebut tak lepas dari pengaruh generasi millennial dan generasi Z yang kini mendominasi angkatan kerja. “Generasi tersebut punya sudut pandang dan karakter yang bisa menjadi kekuatan bagi perusahaan. Mereka progresif, terbuka dengan perubahan, dan sadar dengan kualitas dirinya. Alih-alih terus mempertajam generation gap, perusahaan bisa belajar dari keunggulan mereka dalam menginspirasi budaya organisasi baru. Karena, nantinya juga akan menguntungkan perusahaan ke depannya.” ujar Damar, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (4/11/2021).

Selain membawa pengaruh dalam budaya organisasi, sebagai pencari kerja mereka juga cenderung mempertimbangkan perusahaan yang mendukung peningkatan kualitas mereka sebagai individu, selain faktor-faktor konvensional seperti gaji dan jabatan.

Sebagai perusahaan HR-tech super-app, Venteny memahami tidak semua perusahaan memiliki privilege dalam mengubah budaya organisasi, atau menawarkan benefit yang peka terhadap perkembangan kebutuhan generasi muda. Perusahaan dengan budaya organisasi yang sudah berjalan tahunan serta memiliki jumlah karyawan yang besar, perlu dialog internal serta adaptasi yang panjang dalam melaksanakan transformasi budaya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: