Pengamat politik Adi Prayitno menilai langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelidiki dugaan rasuah pada rencana penyelenggaraan Formula E bakal berpengaruh pada elektabilitas Gubernur DKI Anies Baswedan.
Menurut dia, penyelidikan KPK itu justru penting untuk memastikan ada atau tidaknya korupsi dalam rencana DKI Jakarta menggelar balapan mobil listrik tersebut.
Baca Juga: Dugaan Korupsi Formula E Dibongkar, Ada Keterlibatan Anies Baswedan?
"Biarkan kerja-kerja KPK itu membuktikan secara hukum apakah memang Formula E itu sudah sesuai prosedur atau tidak," kata Adi Prayitno kepada JPNN.com, Sabtu (6/11).
Dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut mengatakan rencana Anies menggelar Formula E di Jakarta telah menimbulkan polemik dan kekisruhan.
Akibatnya, publik memiliki persepsi negatif atas keinginan Anies menjadikan Jakarta sebagai tuan rumah event internasional tersebut.
Selain itu, Adi menyebut penyelidikan KPK juga mengindikasikan adanya kejanggalan di balik rencana Pemprov DKI Jakarta menyelenggarakan Formula E.
"Inilah yang kemudian membuat publik ada penilaian yang tidak baik terhadap penyelenggaran Formula E yang tentu saja berimplikasi pada pandangannya terhadap gubernur," papar Adi.
Memang Adi tak mau menyodorkan efek kasus Formulai E terhadap elektabilitas Anies. Alasannya, elektabilitas diukur mwlalui survei.
Namun, jika KPK sampai menemukan bukti korupsi penyelenggaraan Formula E, elektabilitas Anies jelas kena imbasnya.
Sebaliknya, jika Formula E ternyata tak bermasalah, elektabilitas Anies akan terjaga.
"Kalau KPK tidak menemukan apa pun, Formula E ini baik-baik saja, tidak ada temuan yang mencurigakan saya kira tidak akan ada signifikansi yang serius, yang mengancam Anies," ujar Adi.
Baca Juga: Ada Dugaan Korupsi Formula E, Sikap Anies Baswedan Malah Begini
Sebelumnya, Direktur Penyidikan KPK Setyo Budiyanto mengatakan lembaganya telah memeriksa sejumlah pihak dalam rangka penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E.
"Detailnya tidak akan kami sampaikan karena tahapannya masih di penyelidikan," kata Setyo, Kamis (4/11).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar
Tag Terkait: