Gawat, Pengakuan Jenderal Luar Angkasa Amerika Bikin Panik: Di Langit, China-Rusia Telah Mampu...
Menjawab pertanyaan tuan rumah tentang bagaimana China berhasil membangun siklus produksi dan implementasi inovasi yang begitu cepat, Thompson menggemakan rekan-rekannya, menyalahkan birokrasi yang berlebihan di militer AS.
"Sebagian darinya adalah, saya akan mengatakan birokrasi yang telah kami bangun ke dalam perusahaan pertahanan dan akuisisi kami, tidak hanya di luar angkasa tetapi di bidang lain", ia menggarisbawahi, "dan itu telah memperlambat kami di banyak bidang".
Baca Juga: Jenderal Amerika Bilang China Sukses Selesaikan Ratusan Uji Coba Rudal Hipersonik
Dia menambahkan "fakta bahwa kita tidak perlu bergerak begitu cepat", dalam beberapa dekade terakhir dalam hal pengembangan teknologi berkontribusi pada perlambatan juga.
Selain itu, menurut laporan bulan Oktober oleh Congressional Research Service (CRS), AS tertinggal di belakang China dan Rusia karena "sebagian besar senjata hipersonik AS, berbeda dengan yang ada di Rusia dan China, tidak dirancang untuk digunakan dengan hulu ledak nuklir. ".
“Akibatnya, senjata hipersonik AS kemungkinan akan membutuhkan akurasi yang lebih besar dan akan lebih menantang secara teknis untuk dikembangkan daripada sistem senjata nuklir China dan Rusia”, kata pakar layanan tersebut.
AS berencana untuk menghabiskan $3,8 miliar untuk rudal hipersonik pada tahun fiskal yang berjalan hingga 2022, menurut surat kabar itu.
Dan sebelumnya pada hari Sabtu, Departemen Pertahanan mengumumkan bahwa perusahaan yang berbasis di Alabama Dynetics telah diberikan kontrak senilai $ 478 juta untuk membangun prototipe Sistem Perlindungan Termal Hipersonik untuk Angkatan Darat AS.
“Dynetics [dari] Huntsville, Alabama, dianugerahi kontrak $478.598.908 … untuk pengembangan prototipe Sistem Perlindungan Termal Hipersonik, penelitian bahan pendukung, dan kriteria inspeksi dan penerimaan baru”, kata Departemen Pertahanan dalam sebuah rilis pada Jumat (19/11/2021).
Baca Juga: Muncul di TV, Putin Langsung Pamer Senjata Maut Rudal Hipersonik Zirkon
Rudal hipersonik diklasifikasikan sebagai senjata yang bergerak dengan kecepatan Mach 5 atau lebih tinggi, yang berarti setidaknya lima kali kecepatan suara.
Bulan lalu, militer AS merusak pengujian rudal hipersoniknya sendiri, sementara China dilaporkan melakukan uji coba rudal yang mampu mengirim senjata nuklir ke seluruh dunia musim panas ini. Rusia juga berhasil menguji coba rudal hipersonik "Zirkon" di Arktik pada 18 November.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto