Rencana tentang reuni akbar Aksi 212 pada 2 Desember mendatang mengundang berbagai penolakan dan cibiran. Pihak yang menolak menganggap aksi massa di tengah pandemi Covid-19 itu nirguna.
Namun, Wakil Sekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin punya cibiran balik untuk pihak-pihak yang menentang rencana aksi itu.
Baca Juga: Soal Reuni 212, KASAD Dudung Gak Bakal Tinggal Diam
"Mereka itu hanya komunis yang tak senang dengan perjuangan melawan penista agama," ujar Novel, Senin (22/11).
Mantan pengurus Front Pembela Islam (FPI) itu mengatakan, ada agenda di balik penolakan atas rencana reuni Aksi 212. Dia menyebut penganut komunisme akan selalu terusik oleh gerakan 212. Novel menjelaskan, para penentang Aksi 212 juga menyuarakan pencabutan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 yang memuat larangan menyebarkan komunisme dan marxisme-leninisme.
"Itu akhirnya gagal karena didemo dengan jutaan orang. Makanya, mereka kesal dan panik sehingga membubarkan FPI dan HTI," tegas Novel.
Pemilik nama lengkap Novel Chaidir Hasan Bamukmin itu juga menyebut pembubaran FPI dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mirip dengan perbuatan PKI pada masa lalu.
"Gaya mereka yang membubarkan FPI dan HTI tentu ini kental dengan gaya PKI tahun 1965 yang membubarkan HMI dan Masyumi," kata Novel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: