Radev didukung oleh lawan politik Borissov -- PP, para sosialis, dan partai anti elite ITN, yang bersama dengan faksi anti korupsi lainnya, mengadakan pembicaraan untuk membentuk pemerintahan.
"Radev adalah seorang (calon presiden) terdepan, tetapi hal itu ke depan akan sangat tergantung pada apakah para pendukungnya benar-benar akan memberikan suara," kata analis politik Daniel Smilov dari Center for Liberal Strategies yang berbasis di Sofia.
Sementara itu, Gerdzhikov menuduh Radev telah mengadu domba rakyat Bulgaria satu sama lain dan berjanji untuk menyatukan bangsa, yang dilanda salah satu tingkat kematian tertinggi akibat COVID di Uni Eropa dan melonjaknya biaya energi.
Gerdzhikov adalah seorang profesor terhormat untuk jurusan sastra kuno dan abad pertengahan. Gerdzhikov juga adalah pendukung kuat persekutuan Bulgaria dengan negara-negara Barat anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Dia telah berkampanye untuk meningkatkan peluang bisnis dan mendukung reformasi peradilan untuk meningkatkan supremasi hukum di negara berpenduduk 7 juta orang itu. Di lain pihak, Radev pernah berkampanye pada 2016 untuk mencabut sanksi Barat terhadap Rusia.
Dia mengatakan Bulgaria harus menjaga hubungan pragmatis dengan Moskow dan tidak boleh melihat Rusia sebagai musuh, paling tidak karena hubungan sejarah dan budaya yang dekat antara kedua negara.
Komentar Radev yang menyebutkan Semenanjung Krimea -- yang dianeksasi oleh Rusia dari Ukraina pada 2014 -- sebagai "wilayah Rusia saat ini" telah memicu protes dari Kiev.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto