Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

TKA Berseliweran di Indonesia, PKS Desak Luhut Jangan Cuci Tangan

TKA Berseliweran di Indonesia, PKS Desak Luhut Jangan Cuci Tangan Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto minta Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan tidak lepas tangan dengan banyaknya tenaga kerja asing (TKA) China di industri smelter nikel.  Apalagi dengan alasan, bahwa kita tidak memiliki SDM untuk itu.

Sementara ditengarai banyak TKA yang bekerja di industri smelter tidak berkualifikasi tenaga ahli. Diantaranya malah datang ke Indonesia dengan visa turis. Kondisi ini, kata Mulyanto, sangat merugikan tenaga kerja domestik dan pemasukan pajak negara.

“Masak TKA yang datang pada industri smelter ini berkualifikasi pekerja kasar dan dengan visa kunjungan. Ini kan merugikan kita.

Pemerintah tentunya harus memastikan soal ini, agar tidak menjadi isu liar di tengah masyarakat," tegas Mulyanto.

Mulyanto menilai Indonesia memilikI SDM yang siap untuk dilatih mengelola smelter.  Smelter milik pengusaha domestik juga ada dan saat ini Mind ID dan PT Aneka Tambang sedang gencar membangun pabrik Feronikel di Halmahera dengan kapasitas 13,500 nikel dan Smelter Grade Alumina (SGA) di Mepawah, Kalimantan Barat dengan kapasitas 2 juta ton per tahun. Begitu juga smelter PT. Freeport Indonesia di Gresik.

"SDM Indonesia dapat disiapkan untuk mengelola smelter. Cuma kebijakan politik Pemerintah saja yang tidak memihak dan tegas terkait alih teknologi ini.

Menurutnya, kebijakan Pemerintah terlalu memanjakan pengusaha smelter asing. Harusnya ada kebijakan atau perjanjian semacam offset yang mewajibkan pekerjaan kelas menengah dan buruh diserahkan untuk tenaga kerja domestik, tidak bulat-bulat mendatangkan TKA.

Kalaupun ini tidak bisa langsung dipenuhi, paling tidak dapat dilakukan secara bertahap melalui mekanisme pelatihan alih teknologi," tukas Mulyanto. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: