Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jutaan Ayam Stres dan Sakit Dipaksa Hidup, KFC Diminta Perhatikan Kesejahteraan Hewan

Jutaan Ayam Stres dan Sakit Dipaksa Hidup, KFC Diminta Perhatikan Kesejahteraan Hewan Kredit Foto: Ferry Hidayat

"Kemudian, ada kemungkinan juga mendapatkan supply dari peternakan yang low, rendah tingkat kesejahteraan hewannya. Makanya dia nggak berani. Meskipun mereka selalu klaim, 'kami berasal dari ini kok, kami baik kok'. Kalau baik kita kejar, bikin iklan di mana dia ambil ayamnya. Kita juga senang lihatnya kalau ayam yang kita makan berasal dari peternakan berkualitas," paparnya. 

Peningkatan kesejahteraan ayam oleh KFC Indonesia, kata Rully sudah sepatutnya dilakukan. Sebab kebijakan ini sudah dijalankan KFC Amerika Serikat (AS) atau perusahaan induk KFC, Yum! Brands melalui kampanye better chicken commitment. Serta dilakukan KFC Eropa dimana Inggris di dalamnya dan bahkan, KFC Thailand ikut serta, dan saat ini tengah berproses. 

Rully mengakui, KFC Indonesia bukanlah pemilik peternakan ayam tersebut, sehingga tak memiliki kewenangan secara langsung. Namun, perusahaan itu memiliki peran dalam memilih produsen daging ayam mana yang bisa memasok ke KFC Indonesia. 

"KFC itu mampu dan dia bisa, dia kan hanya pihak yang menerima produk. Dia bisa saja 'saya hanya mau menerima produk dari peternakan kriteria seperti ini'," tuturnya. 

"KFC itu mempunyai kewenangan untuk memilih supplier-nya. 'Ok saya memilih supplier yang memiliki kesadaran terhadap kesejahteraan yang tinggi'," imbuh Rully. 

World Animal Protection menegaskan, peningkatan kesejahteraan ayam ini justru menguntungkan KFC Indonesia maupun peternak, bukan malah sebaliknya. Sebab dengan begitu KFC bisa mempromosikan produknya berasal dari bahan terbaik, sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen dan menambah nilai produk. 

Sementara peternak, tak menggunakan antibiotik disebut Rully justru menguntungkan buat mereka. Di sisi lain, survei yang mereka lakukan pada 2019, menunjukkan konsumen tak masalah membayar lebih saat mengonsumsi ayam dengan kesejahteraan yang lebih baik.

"Peternak yang untung itu, kandang bersih, populasi ayam tidak terlalu padat, tidak menggunakan antibiotik, mereka menggunakan probiotik," tuturnya. 

"Menjaga ayam itu tidak sakit, dari umur satu hari sampai enam minggu. Padahal itu nggak usah, kalau kandangnya bagus. Ayam mati karena kebanyakan kena penyakit cekrek. Karena padat, karena amonia atau kotorannya itu tak diurusi," lanjut Rully.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: