Pria Korea Utara Dihukum Mati Usai Siswa Tertangkap Menonton Squid Game
Korea Utara telah menjatuhkan hukuman mati kepada seorang pria yang menyelundupkan dan menjual salinan serial Netflix, Squid Game, setelah pihak berwenang menangkap tujuh siswa sekolah menengah yang menonton acara hit global berbahasa Korea, sumber di negara itu mengatakan kepada Radio Free Asia (RFA).
Penyelundup dikatakan telah membawa salinan Squid Game ke Korea Utara kembali dari China dan menjual USB flash drive yang berisi seri tersebut. Sumber mengatakan hukumannya akan dilakukan oleh regu tembak.
Baca Juga: Ironi, Squid Game Ternyata Juga Ditonton Banyak Rakyat Korea Utara
Seorang siswa yang membeli sebuah drive menerima hukuman seumur hidup, sementara enam orang lain yang menonton pertunjukan itu telah dijatuhi hukuman kerja paksa selama lima tahun, dan para guru dan administrator sekolah telah dipecat dan menghadapi pengusiran untuk bekerja di tambang terpencil atau diri mereka sendiri, kata sumber tersebut.
RFA melaporkan pekan lalu bahwa salinan drama kekerasan telah tiba di negara tertutup itu meskipun ada upaya terbaik dari pihak berwenang untuk mencegah media asing. Mereka mulai menyebar di antara orang-orang di flash drive dan kartu SD.
Sumber dalam laporan itu mengatakan bahwa dunia distopia pertunjukan --di mana orang-orang yang terpinggirkan diadu satu sama lain dalam permainan anak-anak tradisional untuk hadiah uang tunai yang besar dan pemain yang kalah dihukum mati-- beresonansi dengan orang Korea Utara dalam pekerjaan berisiko dan posisi tidak aman.
"Ini semua dimulai minggu lalu ketika seorang siswa sekolah menengah diam-diam membeli USB flash drive yang berisi Squid Game drama Korea Selatan dan menontonnya dengan salah satu sahabatnya di kelas," kata seorang sumber dalam penegakan hukum di provinsi Hamgyong Utara kepada Layanan Korea RFA, Senin (22/11/2021).
“Teman itu memberi tahu beberapa siswa lain, yang menjadi tertarik, dan mereka membagikan flash drive itu kepada mereka. Mereka ditangkap oleh sensor di 109 Sangmu, yang telah menerima petunjuk,” kata sumber itu, merujuk pada pasukan pemogokan pemerintah yang berspesialisasi dalam menangkap pengamat video ilegal, yang secara resmi dikenal sebagai Grup Biro Pengawasan 109.
Penangkapan tujuh mahasiswa tersebut menandai pertama kalinya pemerintah menerapkan undang-undang yang baru disahkan tentang “Penghapusan Pemikiran dan Budaya Reaksioner,” dalam kasus yang melibatkan anak di bawah umur, menurut sumber tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto