Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CENTRIS Ajak Masyarakat Dunia Waspada Aksi Terorisme

CENTRIS Ajak Masyarakat Dunia Waspada Aksi Terorisme Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat

India baru-baru ini menolak daftar teroris terbaru Pakistan yang terlibat dalam serangan Mumbai karena hilangnya nama dalang dan konspirator utama, Hafiz Muhammad Saeed dan Zakir-ur-Rehman Lakhvi.  

Pada Januari 2021, pengadilan Pakistan menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada Lakhvi atas tuduhan pendanaan teror, dimana dari 27 saksi yang awalnya dipanggil, 4 atau 5 telah meninggal karena sebab alami dan sisanya sudah pensiun sehingga tidak mau melakukan perjalanan ke Pakistan dengan alasan keamanan.  

“Negara-negara dunia termasuk Indonesia seyogianya ikut mendesak Pakistan untuk menuntaskan kasus ini dengan cara-cara konstitusional,seperti mendorong saksi agar dapat mengundurkan diri melalui konferensi video atau komisi yudisial gabungan dari Pakistan dapat mengunjungi India,” jelas AB Solissa

Sampai saat ini, Pakistan belum menyetujui dua cara atau opsi tersebut, sementara keluarga dari 166 orang yang meninggal pada malam naas itu, masih menunggu keadilan hingga saat ini.  

“Apapun alasan dan tujuannya, aksi terorisme adalah kejahatan keji kemanusiaan yang dampak destruktifnya, dapat menghancurkan tujuan bernegara sebuah negara. Teroris adalah musuh bersama seluruh bangsa di dunia, bukan teman apalagi diposisikan sebagai sahabat,” tutur Solissa.

Terorisme, lanjut AB Solissa, tidak ada kaitannya dengan agama tertentu sehingga siapapun yang terlibat terorisme sejatinya orang yang tidak memiliki agama maupun kepercayaan.

Sama halnya dengan CENTRIS, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah juga menilai setiap negara wajib memiliki instrumen khusus yang kuat seperti bentukan pemerintah India, untuk berperang melawan dan menumpas terorisme di tanah airnya.

Di Indonesia sendiri sudah ada Densus 88 Anti Teror Polri yang performa nya sama dengan pasukan elit atau pasukan komando India. 

Seperti India dan negara dunia lainnya, penanganan terorisme oleh Densus 88 Anti Teror cendrung dipusatkan pada upaya pencegahan untuk meminimalisasi korban, dengan menggunakan tekhnologi informasi dan mutakhirnya dunia intelejen.

“Kita acungkan jempol untuk instrumen negara anti teror milik pemerintah India yang dapat menyelesaikan aksi terosisme Mumbai 2008 lalu, dan mengantisipasi aksi serupa dikemudian hari,” ujar Ketua DPP IMM, Rimbo Bugis dalam keterangan tertulisnya, (26/11).

Disisi lain, Rimbo juga mempertanyakan maksud dan tujuan pihak-pihak tertentu yang terus meminta pemerintah untuk membubarkan Densus 88 Anti Teror, ditengah kondisi masyarakat yang rentan terfregmentasi.

“Yang minta Densus bubar wajib dipertanyakan ‘merah-putih’ nya. Densus 88 Anti Teror Polri sudah on the track, mencegah terjadinya kembali aksi terorisme seperti di India dan tanah air tahun 2000 an silam,” tegas Rimbo.

“Penangkapan terduga jaringan teroris di pusat maupun daerah oleh Densus 88 Anti Teror jangan dipolitisir, apalagi dikait-kaitkan dengan agama tertentu. Densus Anti Teror di India dan negara-negara dunia juga melakukan hal sama, langkah-langkah pencegahan, salah satunya menangkap aktor-aktor terorisme sebelum terjadi aksi teroris,” pungkas Rimbo.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: