Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Erick Thohir Gak Banyak Tahu soal Toilet SPBU, Pj Ketum HMI Komentar Begini

Erick Thohir Gak Banyak Tahu soal Toilet SPBU, Pj Ketum HMI Komentar Begini Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Heboh aksi Menteri BUMN, Erick Thohir yang mengaku heran dengan adanya temuan toilet berbayar di SPBU menuai berbagai komentar ada yang mendukung karena sudah seharusnya fasilitas SPBU tak perlu lagi dipungut biaya.

Namun aksi Erick juga menuai kritik, karena banyak pula yang menilai aksi mantan bos Inter Milan itu dinilai berlebihan dan penuh pencitraan.

Menanggapi hal itu, Pj Ketua Umum PB HMI, Romadhon Jasn menyayangkan sikap Erick yang dinilai tidak bijak dan tidak memahami persoalan secara lebih utuh. Menurutnya, saat ini banyak toilet SPBU yang memang dijaga secara khusus supaya kebersihannya tetap terjaga.

"Sebenarnya banyak toilet SPBU yang sengaja dijaga secara khusus oleh cleaning servis agar toilet SPBU bisa menjadi toilet bersih dan terurus. Sehingga pengelola SPBU lebih bisa fokus dengan bisnis utamanya menjual bahan bakar" katanya.

Selain itu menurut Romadhon, tidak semua toilet SPBU mematok tarif tertentu. Masih banyak toilet SPBU yang tidak memungut tarif. Paling-paling hanya menyediakan kotak amal bagi pengguna toilet yang ingin berbagi.

"Masih banyak toilet yang tidak memungut tarif. Paling-paling hanya menyediakan kotak amal bagi pengguna yang ingin berbagi. Tapi tidak ada nominal tertentu, semuanya sukarela dan seikhlasnya saja" katanya. 

Romadhon juga menambahkan bahwa berdasarkan informasi dari beberapa penjaga toilet SPBU, uang yang diperoleh dari kotak amal itu sebagian besar untuk membiayai kebutuhan kebersihan toilet dan mushola di SPBU, seperti membeli sabun dan pewangi, biaya sedot wc, alat pel, air, sampai perbaikan saluran pembuangan kotoran agar toilet tidak mampet.

"Dan sebagian lagi untuk penjaga toilet yang bertanggungjawab merawat dan menjaga kebersihan toilet," terangnya.

Selain itu, Romadhon juga mengingatkan bahwa saat ini banyak orang-orang kecil yang menggantungkan hidupnya sebagai penjaga toilet SPBU.

"Kalau mau jujur, banyak orang yang menggantungkan hidup sebagai penjaga SPBU. Mereka adalah orang-orang kecil yang mau dan rela membersihkan kotoran orang lain dengan imbalan yang tidak seberapa. Kalau mereka tidak boleh lagi menjaga toilet, tentu akan semakin memperbanyak pengangguran" terangnya.

Romadhon mengaku paham dengan maksud Erick Tohir agar memang sudah seharusnya menjadikan toilet SPBU sebagai fasilitas publik itu tak ada pemungutan tarif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: