Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4% hingga 5% yoy (year-on-year) pada 2022. Pertumbuhan itu diiringi dengan inflasi di bawah 3% dan nilai tukar rupiah di kisaran Rp14.000-Rp15.000 per dolar US$.
Ketua Umum Apindo, Haryadi B. Sukamdani, menjelaskan bahwa rentang proyeksi pertumbuhan itu menimbang tiga hal utama.
Baca Juga: Sandiaga Yakin Kebangkitan Ekonomi dari Desa
"Pertama, pemulihan ekonomi yang mulai membaik dan cukup konsisten di 2021," kata Haryadi dalam konferensi pers di kantor Apindo, Jakarta, Kamis (9/12/2021). Pemulihan ekonomi tersebut, lanjut Haryadi, terlihat dari hasil sejumlah program proteksi sosial dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Faktor yang kedua adalah progres vaksinasi masyarakat yang berlangsung cukup baik serta mulai tumbuhnya kedisiplinan perilaku kesehatan masyarakat. Kendati demikian, masih terdapat sejumlah tantangan dalam faktor ini, yaitu masih tertinggalnya cakupan vaksinasi di luar Jawa-Bali serta masih munculnya varian baru virus Covid-19.
Kemudian, faktor terakhir adalah diterbitkannya UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja serta berbagai peraturan implementasi turunannya.
"Meskipun dengan catatan khusus terkait putusan inkonstitusional bersyarat oleh Mahkamah Konstitusi terhadap UU tersebut," ujar Haryadi.
Proyeksi target pertumbuhan ekonomi pada 2022 tersebut didasari oleh asumsi bahwa pemerintah melakukan sejumlah langkah konkret atas sembilan hal. Pertama, sinergi kebijakan pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi. Kedua, implementasi UU Cipta Kerja serta putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas uji formil UU Cipta Kerja secara proporsional.
Ketiga, percepatan transformasi digital. Keempat, pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kelima, keseimbangan pajak sebagai instrumen fiskal dan insentif daya saing. Keenam, dukungan untuk usaha kecil menengah (UKM) dan industri kecil menengah (IKM).
Ketujuh, percepatan implementasi kesepakatan perdagangan internasional. Kedelapan, Local Currency Settlement (LCS). Terakhir, pemulihan sektor usaha dan dukungan sektor finansial.
Adapun proyeksi Apindo terhadap pertumbuhan ekonomi 2021 berada di kisaran 3% sampai 3,75% yoy.
"Proyeksi tersebut didasarkan pada hasil pertumbuhan Q1, Q2, dan Q3 yang masih belum stabil sehingga belum memberikan pattern yang dapat diprediksi dengan tepat di Q4," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: