Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apindo Ingatkan Pemerintah untuk Sinergikan Kebijakan Pengendalian Pandemi dan Pemulihan Ekonomi

Apindo Ingatkan Pemerintah untuk Sinergikan Kebijakan Pengendalian Pandemi dan Pemulihan Ekonomi Kredit Foto: Imamatul Silfia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta pemerintah untuk menyinergikan kebijakan pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi. Hal ini guna mendukung proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif pada 2022.

Sinergi tersebut dapat diwujudkan melalui pengaturan aktivitas perekonomian secara proporsional yang didasarkan pada analisis kuat dengan dukungan data yang akurat.

Baca Juga: Apindo Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh hingga 5% pada 2022

"Tidak adanya one single policy fits all harus menjadi pedoman setiap pengambilan kebijakan di setiap sektor, baik pusat maupun daerah," ujar Ketua Umum Apindo Haryadi B. Sukamdani dalam konferensi pers di kantor Apindo, Jakarta, Kamis (9/12/2021).

Selain itu, Haryadi menilai perlu adanya dukungan kebijakan fiskal untuk meningkatkan daya beli masyarakat, baik melalui insentif ekonomi untuk dunia usaha maupun program proteksi sosial.

"Agar insentif ada di dua sisi: sisi demand yaitu masyarakat dan sisi produsen yaitu dunia usaha," tambahnya.

Haryadi juga meminta pemerintah untuk mengharmonisasikan kebijakan kesehatan, ekonomi, dan sosial secara terpadu serta melakukan komunikasi satu pintu dan selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Apindo juga menyoroti kualitas implementasi POJK 11/POJK.02/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran C19. Apindo menilai perlu adanya perbaikan pada POJK tersebut.

Apindo meyakini perbaikan tersebut mutlak untuk dilakukan. Hal ini mengingat di lapangan banyak lembaga keuangan yang memberikan keringanan yang berbeda-beda untuk penurunan bunga, perpanjangan jangka waktu, pengurangan tunggakan pokok, pengurangan tunggakan bunga, penambahan fasilitas kredit atau pembiayaan, serta konversi kredit atau pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara.

"Berbagai program proteksi sosial untuk membantu peningkatan daya beli masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi agar terus dijalankan dengan memperbaiki kualitas implementasinya," tuturnya.

Apindo memprediksi pertumbuhan ekonomi RI pada 2022 akan mencapai 4% sampai 5%. "Dengan inflasi di bawah 3% dan nilai tukar rupiah di kisaran Rp14.000 sampai Rp15.000 per dolar US$," ungkap Haryadi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: